tobapos.co – Sekitar satu minggu sudah berlalu penggrebekan sarang besar perederan gelap narkotika sabu-sabu hingga ekstasi yang sering disebut namanya “Sky Binjai” digas, berada di Dusun Tanjung Pamah, Desa Namorube Julu, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang, Sumut, yang berlanjut penangkapan diduga bos pengelolanya Samsul Tarigan alias ST, sebab diduga sebagai otak atau provokator penyerangan terhadap para petugas ketika melakukan penggrebekan di lokasi tersebut sebelum-sebelumnya.
Berkaca dari itu, ada lokasi yang diperkirakan tak kalah besar dengan Sky Binjai alias Tanjung Pamah sebagai basis besar peredaran sabu-sabu hingga penyediaan tempat mengkonsumsinya, disebut dengan nama Jermal 15, berada di Kelurahan Menteng melebar hingga Desa Amplas (Kecamatan Medan Denai, Kota Medan – Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara), yang masih tetap bebas menjalankan bisnis besar narkobanya hingga detik ini, Kamis (16/11/2023), meski pula sejak lama diinformasikan kepada para pimpinan berwenang.
Padahal lagi, lokasi Jermal 15 posisinya hanya ‘sejengkal’ dari dua institusi yang jelas bertugas menindaknya, yaitu Polda Sumut (Ditresnarkoba) dan BNNP Sumut. Namun mengapa belum ditindak juga seperti Sky Binjai dengan menangkap sosok yang sudah menjadi rahasia umum sebagai pengelolanya, Sky Binjai inisial ST dan Jermal 15 inisial GS dan BS santer disebut-sebut sebagaai bos besar narkobanya.
Dari itu, menimbulkan pertanyaan di masyarakat, apakah ini termasuk dalam drama politik yang sedang dimainkan? apakah berkaitan dengan Pemilu, hingga kedekatan-kedekatan para bos narkoba tersebut dengan para politikus yang sedang berseberangan atau sedang mesra dengan penguasa maupun kroninya?
Baca juga..
Sebelumnya, sejak berbulan lalu terkait Jermal 15 ini sebagai salah satu lokasi peredaran sabu-sabu hingga penyediaan lokasi mengkonsumsi berupa rumah-rumah layaknya komplek dan sekaligus alat hisapnya, diinformasikan kepada Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda maupun Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, namun keduanya terkesan enggan menjawab. Sedangan kepada Kepala BNNP Sumut Brigjen Pol Toga Panjaitan, mantan Dir Narkoba Polda Sumut hanya mengatakan “Terimakasih”.
Kemudian, atas kondisi yang ada, dari aktivis, para akdemimi hingga pihak legislatif dan alim ulama sudah menyuarakan agar Jermal 15 ditindak tegas ditutup selamanya, namun faktanya tetap beroperasi, paling-paling hanya berpindah lokasi tak jauh dari tempat sebelumnya.
Kantor Tobapos Diserang Teror
Terus mengingatkan kejadian yang dialami media ini pasca pemberitaan kawasan Jermal 15 yang dikelola oleh kartel, dengan bos besarnya disebut-sebut inisial BS dan GS, kantornya di Jalan Gaperta Ujung, Gang Martabe, Helvetia, Kota Medan, diserang teror pada 18 Oktober 2023 lalu.
Akibatnya, satu unit mobil BMW nomor polisi B 289 AG dirusak para pelaku, kaca bagian belakangnya dipecahkan menggunakan batu besar, dengan cara dilempar dari jarak dekat.
Baca juga..
Menurut saksi mata, pagi buta itu, sekitar Pukul 03:15 WIB, dua orang berboncengan dengan sepedamotor tiba-tiba muncul di belakang mobil yang terparkir di halaman kantor tobapos.co, kemudian anjing menggonggongi tamu tak diundang itu.
Mungkin panik, kedua pelaku yang terlihat dari rekaman CCTV tergesa-gesa saat melancarkan aksi kejahatan mereka, tak sempat berbuat lebih, memilih segera kabur mendengar teriakan warga dari dalam rumah, yang terbangun akibat derasnya dentuman suara mirip ledakan bom, yang ternyata kaca mobil pecah.
“Belakangn ini memang sering ada orang yang gak jelas gitu wajahnya, pakai helm kaca tertutup, pakai masker mondar-mandir di depan kantor tobapos, sempat terlihat kayak mencatat-catat nomor plat kendaraan yang terparkir disini (kantor tobapos), takut juga jadinya, anak-anak disini kan masih kecil-kecil, ntah ada maksud mereka menyakiti, menculik, jadi ngeri kami,” jelas warga.
Guna mendapatkan keadilan dan agar tidak seenaknya membungkam kemerdekaan Pers dengan cara melakukan teror, pengerusakan tersebut telah dibuat laporan pengaduan di Polsek Helvetia, Polrestabes Medan, berharap pelaku dan aktor di baliknya cepat ditangkap.
Sejalan dengan itu, menagih janji pimpinan kepolisian di Sumut saat ini, Irjen Pol Agung Imam Effendi, dimana saat dirinya bersama Kompolnas di Medan dalam kegiatan Lokakarya dan Sarasehan, menegaskan, Polda Sumut tetap berkomitmen memberikan perlindungan kepada jurnalis dan kebebasan Pers dalam menjalankan tugas jurnalistik. Ironinya, sudah mau sebulan lebih kejadian pengerusakan tersebut, namun para pelaku belum juga dapat diungkap, apalagi ditangkap.(TIM/Bersambung/Foto-Ils-Int)