Dian Si Koordinator Suap Obat-Obatan Diduga Ilegal ke Oknum Petugas, Disebut Akan Rontok Bila Bosnya Pindah

Headline Kriminal

tobapos.co – Pasca pemberitaan secara terus-menerus akan peredaran obat-obatan tradisional cina diduga ilegal di Kota Medan, Sumatera Utara, yang dinilai semakin masif dan tak terkendali, sebab diduga ada rantai suap, membuat pihak terkait di dalamnya meronta kepanasan.

Bukan hanya oknum-oknum petugas yang selama ini diduga menerima suap dari Dian yang dikutip dari para pengusaha toko obat dimaksud yang meradang. Para pedagangnya pun menjerit, sebab usaha ilegal mereka bakal disikat.

Terkait itu, infomasi terkini diterima tim tobapos.co dari salah seorang pemilik toko obat ‘BJ’ berlokasi di Jalan AR. Hakim Medan dengan inisial SF alias AH. Ditanya, apakah dia yang sejak awal merekrut para pemilik toko di Medan, Sumut yang menjual obat-obatan tradisional cina diduga ilegal agar menyetor kepada Dian dan mengangkat sebagai koordinator dalam asosiasi mereka?

SF alias AH menjawab, “Bang, bang, entah apa saja abang ini. Kenal pun enggak, apa ada level aku kayak gitu bang? Aku aja sama pimpinan polisi kapten gak kenal,” jawabnya sembari balik bertanya. Senin (2/11/2020).

Baca Juga :   Dokter dan Nakes Resah, Dr Dian: Kadinkes DKI tak Becus Urus Uang Insentif dan THR

Lanjut dikatakan beliau, “Si Dian ini kayaknya sama pimpinannya yang satu aja, yang lain gak kenal-kenal. Ini kalau bosnya pindah, rontok ini, gak bisa pakek ya. Inipun kalau pimpinannya paling lama setengah tahun atau satu tahun, kalau pimpinannya pergi gak ada apa-apa kalau ini pindah, kayaknya gak ada orang kedua lagi, gak ada apa-apanya lagi. Mana ada yang mau dampingi Dian ini kan,” kata SF.

Masih terang SF, “Masak anggotanya terserah diganggu – ganggu, gak ada tanggung jawabnya, maunya diamankanlah kalau anggotanya, ya kan. Kupikir inipun payah ketua ini, gak bertahan lama. Kalau apa kita cari selamat, orang udah sangsikan dia,” tutup SF.

Guna membongkar perjalanan terbentuknya asosiasi pengusaha obat-obatan cina diduga ilegal beredar di Medan, Sumut ini. Yang didnilai besar merugikan negara dari sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) karena tak memiliki izin edar maupun bayar pajak, lalu oleh Dian dikutip dari para penjual, kemudian diduga dibagi-bagikan kepada oknum-oknum petugas. Salah satu toko di Jalan Bogor, Toko Obat Asia Baru yang disebut-sebut merupakan keluarga Dian, yang dikonfimasi terkait infomasi yang didapat, seorang wanita ditemui tim tobapos.co mengaku bernama Nila, sempat teridam sejenak, lalu masuk ke dalam tokonya.

Baca Juga :   Wujudkan Sport Centre Sumut, Gubernur Edy Temui Menteri PUPR

Setelah beberapa lama berselang, Nila kembali mendatangi tim tobapos.co yang melakukan konfirmasi, apakah benar pemilik toko Asia Baru merupakan saudara Dian yang mengutip uang bulanan? Nila menjawab, “Tidak, kami gak kenal Dian itu, ini pemilik toko namanya Suman, kami jual cuma kecil-kecilan, ada apa ya, apa ada masalah?” kata wanita itu.

Sebelumnya Diberitakan

Adupun contoh diantara obat-obatan tradisional cina diduga ilegal yang marak beredar di Medan, Sumut seperti : Pak Yuen Tong Lingchih Ginseng Antler Pai Feng Wan, Strong Wakamoto, Cordyceps Gold dan disebut masih marak beberapa lainnya.

Didapat, suap yang saat ini totalnya diperkirakan terkumpul Rp113,5 juta, tiap bulannya paling lambat setiap tanggal 10 disebut harus diberikan para pengusaha obat cina ilegal itu kepada orang kepercayaan mereka, bernama Dian. Lalu oleh Dian, ‘Siraman Rohani’ diteruskan kepada oknum –oknum petugas.

Baca Juga :   Pimpinan DPRD Medan Rekomendasikan RS Bunda Thamrin jadi Provider BPJS Kesehatan

Padahal, informasi ini sudah berulangkali disampaikan, kepada BPOM Medan, Krimsus Polda Sumut dan Direktorat Reserse Narkoba Poldasu, namun masih menjadi pertanyaan sudah sejauh mana tindakan yang diambil. Sehingga, pihak pengawasan kinerja dan penindakan internal kedua institusi tersebut dinilai layak melakukan penyelidikan.

Jokowi Kejar Penerimaan Negara, Di Medan Sumut Jangan “Bocor”

Pemerintahan yang dipimpin Presiden Joko Widodo bersama kabinetnya terus mengejar pendapatan negara dari segala bidang agar sesuai target. Seperti direncanakan untuk mendanai kegiatan pembangunan di tahun 2021, akan didukung sumber penerimaan mandiri, utamanya dari Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dikatakan kepala negara itu di Gedung DPR, Jakarta, belum lama ini. Namun apakah target Presiden bisa terpenuhi, contoh kecilnya terjadi di Medan, Sumut dengan kondisi seperti ini. (TP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *