tobapos.co – Sebelumnya wartawan media ini bernama Chairul Amri (35), menjadi korban penyekapan, penyiksaan, oleh sejumlah orang yang diduga suruhan pria dipanggil Sitio, ditangani Sat Reskrim Polrestabes Medan.
Baca :
Bukti Laporannya, STTPL: 1284/IV/2022/SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara, sudah mendekati dua tahun berlalu, namun belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka, meski dinilai minimal dua alat bukti sudah terpenuhi. Rabu (1/11/2023).
Berlanjut lagi pada 18 Oktober 2023, kantor tobapos diserang teror, diduga akibat pemberitaan maraknya peredaran narkoba sabu-sabu, lagi dibuat pengaduan di Polsek Helvetia, Polrestabes Medan, Nomor Laporannya: STTLP/568/X/2023/SU.
Baca :
Tampaknya akan hampir sama dengan kasus yang pertama sebelumnya. Meski motif kasus yang kedua ini dinilai sudah jelas, ada rekaman CCTV lagi. Namun sudah melewati dua minggu berlalu, pelaku tak kunjung dapat diungkap.
Dari kondisi tersebut, muncul pertanyaan besar yang membuat perasaan miris. Ada apa sehingga dua kasus kriminal yang menimpa Pers tobapos.co dibiarkan membeku?
Baca juga..
Padahal diketahui, Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda selama memimpin Polrestabes Medan terdengar beberapa kali berhasil mengungkap kasus besar yang dirasa jauh lebih sulit bila dibandingkan dalam mengungkap dua kasus di atas.
Seperti baru-baru ini, kasus perdagangan manusia yang sampai mendapat apresiasi dari Pj Gubernur Sumatera Utara, Hasanuddin dan beberapa kasus lainnya yang menjadi sorotan publik.
Baca :
Menanggapi hal di atas, elemen masyarakat dari Lembaga Swadaya Masyarakat Berkordinasi (Pemberantasan Korupsi, Perjudian, Narkoba dan Sindikat Mafia) melalui Koordinator Nasional Majuddin Nazwar, dimintai tanggapan mengatakan,
“Apapun yang ada di dalam sebuah institusi, terutama tanggung jawab kinerja, mau yang dinilai baik atau pun buruk, berada di pundak pimpinan. Dalam persoalan ini kita berharap Kapolrestabes Medan tetap memegang teguh prinsip profesionalitas.”

“Jangan sampai ada masyarakat yang merasa sentimen pribadi dicampur adukkan dengan tugas dan wewenang yang dimilikinya. Apalagi ini dalam penegakan hukum, bisa bahaya, konflik kepentingan namanya.”
“Seperti bila akibat adanya pemberitaan si wartawan yang kurang berkenan dirasanya, yang menyangkut tupoksinya, harusnya dijadikan pelecut untuk membenahi, terlebih itu informasi disajikan fakta adanya. Janganlah pertontonkan lagi sosok-sosok pejabat yang anti dikritik, itu seperti di zaman dulu, kritikan yang positif sangat bermanfaat justrunya,” terang Nazwar.
Kepada Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda sejak awal pemberitaan telah dicoba konfirmasi, namun tetap belum didapat jawaban. Sehingga kepada tingkatan lebih tinggi ke Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi sedang dicoba lakukan konfirmasi. (TIM/Bersambung/foto-Int)