tobapos.co – Pantaslah pengelola arena perjudian besar-besaran di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo (Tanah Karo), Sumatera Utara berinisial TS bisa tenang, tak kunjung terdengar ditangkap. Jumat (21/5/2021).
Ternyata, ada rupiah yang besar dibagi-bagikan, bila mau terima per hari datangi lokasi, per minggu dikirim maupun diantar. Namun besaran jatah tergantung, anak buah dan bos di belakang meja berbeda porsinya.
Penelusuran didapat tim tobapos.co, untuk tiba di arena perjudian Kecamatan Merek, tepatnya tak jauh dari tugu perbatasan wilayah Kabupaten Karo – Kabupaten Simalungun itu, sangat mudah. Sebab tidak jauh dari jalan lintas, di dalam bangunan bercat warna biru.
Di sebelah kiri bangunan, di parkiran tampak ratusan mobil memadati, lain sepedamotor, penjagaan ketat dilakukan sampai di depan gedung, dibuka 24 jam setiap hari. Lebih dalam diperoleh informasi, dari oknum petugas dan mengaku media ada diangkat TS sebagai koordinator.
Menurut penuturan warga kepada tobapos.co, “Semakin marak judi, mengangkangi aturan Kapolri,” ungkapnya menambahkan, mau jadi apa Tanah Karo yang dikenal sebagai tempat wisata ini nantinya?
Meneruskan keresahan warga, kepada Bupati Karo juga Kapolres sudah diinformasikan sekaligus konfirmasi melalu whatsapp, namun hingga berita ini dimuat kembali, belum diterima jawaban.
Tidak berhenti sampai disitu, kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra, tak lupa ‘link’ berita ini telah dikirimkan berharap segera hukum ditegakkan.
Sebelumnya Diberitakan
Markas perjudian dimaksud (di Merek/foto) dikelola inisial TS, tedapat 3 jenis permainaan judi yang digelar, pada bagian depan perjudian kartu, di tengah mesin tembak ikan, sedangkan di bagian belakang digelar judi dadu, berdesakan para pemain.
Untuk menarik keramaian pemain, TS juga sepertinya sudah paham keinginan, dia menyiapkan pekerja wanita dan menyuguhkan alunan musik untuk menghibur berpesta pora. Masyarakat seolah dibawa pada situasi yang normal, padahal pandemi covid-19 masih parah.
Di sisi lain, Pemerintah Pusat maupun Daerah terus-menerus meminta masyarakat untuk ikut berjuang melawan virus corona, sampai-sampai mudik dilarang dengan dilakukan penyekatan, berwisata dipantau, diingatkan, dan bila covid meningkat anak-anak nantinya tetap tak bisa bersekolah. (TIM)