Vaksin Pfizer Disebut Mampu Netralkan Corona Varian Brasil

Teknologi

tobapos.co– Vaksin Covid-19 buatan Pfizer dan BioNTech dilaporkan mampu menetralkan varian baru virus corona yang menyebar dengan cepat di Brasil, dikenal sebagai P1.

Dalam studi laboratorium, darah yang diambil dari orang yang telah diberi vaksin mampu menetralkan virus P1 versi rekayasa.

Varian P1 diketahui memiliki mutasi pada bagian lonjakan protein atau protein S (spike protein) yang dinamakan E484K. Mutasi pada protein-S ini juga ditemukan pada varian B.1.1.7 (Inggris) dan B.1.351 (Afrika Selatan).

Mutasi pada protein-S membuat virus corona lebih mudah menular. Sebab, protein-S inilah yang menjadi jembatan virus corona untuk menginfeksi sel manusia.

Selain itu, banyak vaksin Covid-19 yang dikembangkan dengan teknik mRNA dan protein rekombinan menargetkan protein-S ini. Dikhawatirkan jika protein-S berubah akibat mutasi, bakal mengurangi efektivitas vaksin.

Baca Juga :   Epson Luncurkan Proyektor, Dukung Rapat dan Belajar Online

Namun, ilmuwan yang mengembangkan vaksin Pfizer-BioNTech dan Universitas Texas mengatakan kemampuan menetralkan varian P1 secara kasar setara dengan efek vaksin pada versi virus asli, yakni SARS-CoV-2. Vaksin Pfizer sendiri adalah salah satu vaksin yang dikembangkan dengan teknik mRNA.

Dalam studi yang diterbitkan sebelumnya, Pfizer telah menemukan bahwa vaksinnya menetralkan varian lain yang lebih menular yang pertama kali diidentifikasi di Inggris dan Afsel seperti dikutip Reuters.

Khusus untuk varian Afsel, perusahaan berkata varian itu dapat mengurangi perlindungan antibodi tubuh yang dipicu oleh vaksin.

Meski demikian, Pfizer mengaku yakin vaksinnya kemungkinan besar masih melindungi seseorang dari varian Afsel.

Di sisi lain, Pfizer-BioNTech menyampaikan berencana untuk menguji dosis penguat dari vaksin mereka, serta yang dimodifikassi secara khusus untuk memerangi varian baru.

Baca Juga :   BMKG Respons Hujan Turun Lebih Sering di Musim Kemarau

Studi mengenai kemampuan vaksin Pfizer mampu menetralkan varian P1 telah diterbitkan di New England Journal of Medicine, Senin (8/3). Belum ada keterangan studi ini sudah ditinjau (peer review). 
(sumbercnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *