Kecam Keras Pernyataan Walikota Siantar Terhadap Jurnalis, GMKI : Pemimpin Harus Jadi Teladan Dalam Perkataan dan Sikap

Headline Peristiwa

tobapos.co – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Pematangsiantar-Simalungun menyoroti dan mengecam pernyataan Walikota Pematangsiantar, Hefriansyah Noor (foto-kanan) terhadap jurnalis saat diwawancarai seusai Rapat Paripurna. Selasa (11/8/2020) terkait kedatangannya ke Sekretariat Komisi Aparatur Sipir Negara (KASN) beberapa waktu lalu.

“Siapa yang bilang? Kalian tanya samaku. Makanya cari informasi itu yang akurat. Jangan mengada-ada. Pakai ini,” jawab Hefriansyah sembari memegang kepalanya.

Saat ditanya kembali, Hefriansyah menjawab ketus dan terkesan merendahkan jurnalis.

“Makanya informasinya jelas. Coba konfirmasi ke KASN, kata Kusen (staf KASN) itu apa? Makanya kau cari pake otak,” katanya.

GMKI Cabang Pematangsiantar-Simalungun melalui Ketua GMKI, May Luther Dewanto Sinaga (foto-kiri) menilai Walikota memperlihatkan sikap yang tidak arif.

Baca Juga :   Grand Opening Rumah Makan Immanuel, Surbakti : Turut Melestarikan Budaya Batak

“Kita tau kota Siantar adalah kota kaya adat, adab dan berbudaya. Sejarah mencatat masyarakat Siantar sangat toleran dan terbuka, namun itu tidak ditunjukkan Walikota saat dikonfirmasi Jurnalis (Wartawan).” ujar May Luther Dewanto Sinaga, Ketua GMKI Pematangsiantar-Simalungun.

Luther menilai Hefriansyah sebagai Walikota atau pemimpin harusnya merupakan cerminan dari masyarakat kota Pematangsiantar yang dikenal masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat yang beragam termasuk falsafah kesantunan yang diajarkan oleh leluhur.

“Walikota itu simbol rakyat, kalau walikota ramah berarti kultur kota itu juga baik. Sementara walikota sekarang tempramental.” ujar Luther lagi.

“Sebagai seorang pemimpin, Walikota harusnya menjadi teladan dalam perkataan maupun sikap,” tambahnya lagi.

Untuk itu lanjut Luther, GMKI mengecam keras sikap Walikota yang terkesan tempramental dan terkesan tidak beretika, tercermin dari diksi yang dia lontarkan sebagai kata-kata yang mengolok rekan-rekan jurnalis.

Baca Juga :   Mewakili Jokowi, Pandjaitan Temui Presiden Donald Trump di White House

“Kita mengecam keras pernyataan itu dan meminta Walikota untuk menyesuaikan kultur budaya masyarakat Siantar yang penuh adab, adat dan budaya santun,” kata Luther.

“Kami juga mendesak Walikota untuk segera meminta maaf kepada jurnalis serta meminta semua pihak, termasuk pejabat publik, untuk menghormati kerja jurnalis dan kebebasan pers”, tutup Luther.

AJI Desak Hefriansyah Minta Maaf

Ketua AJI Medan Liston Damanik turut mengecam pernyataan Walikota Siantar Hefriansyah karena dinilai melecehkan jurnalis dalam menjalankan pekerjaannya sebagai pelayan publik dan termasuk kekerasan terhadap jurnalis.

Diutarakannya, sikap Hefriansyah tersebut menunjukkan kurangnya pemahamannya tentang profesi jurnalis dalam menjalankan tugasnya, yang dijamin oleh Undang-Undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers. Selain itu, sebagai Wali Kota, Hefriansyah tidak layak bersikap anti saat ditanyai oleh jurnalis terkait kerja-kerjanya sebagai pejabat publik.

Baca Juga :   Update Corona 14 Juni di Jakarta, Ani:  8.863 Kasus Positif, 571 Meninggal

Untuk itu, AJI Medan menuntut Wali Kota Hefriansyah meminta maaf kepada komunitas pers atas sikapnya yang melecehkan. “Kita juga meminta kepada semua pihak, termasuk pejabat publik, untuk menghormati kerja jurnalis dan kebebasan pers,” tutupnya.(GL)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *