Pasca Operasi Caesar, Seorang Pasien JKN KIS RSUD Sidikalang Mengaku Diarahkan Beli Perban Dari Luar Rumah Sakit

Headline Korupsi

tobapos.co – Oknum tenaga medis di Rumah Sakit Umum (RSUD) Sidikalang diduga sengaja mengarahkan seorang pasien peserta JKN KIS yang dikelola BPJS, untuk menggunakan perban yang dibeli dari salah satu klinik dokter dengan harga Rp 250.000.

Kondisi itu terungkap setelah pasien inisial A boru Tambunan (24) yang baru menjalani post sectio caesarea (Operasi Caesar), melakukan kontrol ketiga kalinya di Ruang OK Rumah Sakit Umum Sidikalang, Jumat (10/7/2020).

“Setelah luka bekas operasi istri saya diperiksa perawat OK, kami kembali disarankan untuk menggunakan perban yang memiliki anti biotik dari klinik dokter seharga Rp.250.000, karena saya tidak punya uang, saya meminta agar perawat menggunakan perban biasa yang dari BPJS,” ungkap Buky, suami pasien yang mendampingi istrinya di Rumah Sakit Umum Sidikalang.

Baca Juga :   'Kampung Meksiko' Di Kota Medan Dan Fakta Dibalik Merdekanya Kartel  Narkoba

Kepada sejumlah awak media, Buky kembali menuturkan, bahwa saat kontrol pertama kali pada Selasa (23/6/2020) di Poliklinik Kandungan atau Obgin, usai menjalani post sectio caesarea, pada hari Minggu (16/6/2020), melalui seorang perawat, dokter diduga menawarkan perban  yang ada anti biotiknya seharga Rp. 250.000, untuk menggantikan perban lama dengan alasan BPJS (JKN KIS) hanya menanggung perban sekali saja,  yakni setelah selesai operasi.

Merasa tidak punya uang sebanyak itu, dirinya menolak tawaran dokter, akhirnya dokter memberikan resep perban, untuk dibeli di apotik. Karena perban dimaksud pun kosong di apotik yang letaknya tidak jauh dari Rumah Sakit Pemerintah itu, akhirnya suami pasien itupun  membeli perban lain, yang selanjutnya digunakan untuk pasien, A boru Tambunan. 

“Usai menjalani perawatan di Poly Obgin, perawat berpesan agar kami kembali datang untuk kontrol ke dua, dan kami disuruh untuk langsung ke ruang OK,” tuturnya.

Baca Juga :   Pengamanan Natal & Tahun Baru di Sumut, 11 Ribu Lebih Personel Disiagakan

Pada hari Selasa (30/6/2020), masih penuturan suami pasien Buky,  mereka kembali mendatangi ruang OK untuk kontrol ke-dua kalinya, dan kembali menjumpai salah seorang perawat yang ada di ruang OK. Selanjutnya perawat OK kembali memeriksa luka pasien, dan kepada suami pasien, perawat mengatakan kemungkinan pasien seperti memiliki alergi, dan perawat kembali menyarankan, agar sebaiknya pasien menggunakan perban dari klinik dokter yang ada anti biotiknya, agar lukanya cepat membaik, dan harganya Rp. 250 ribu.

“Mendengar penjelasan dari perawat, sayapun menyetujui untuk mengganti perban istri saya dengan perban yang ditawarkan perawat, dengan membayar Rp. 250 ribu, yang saya pinjam dari keluarga,” tambah Buky.

terkait itu, Direktur RSUD Sidikalang, melalui KTU nya, Luber Sianturi didampingi sejumlah dokter dan perawat ketika dikonfirmasi mengaku, bahwa pihaknya tidak mengetahui masalah jual beli perban dimaksud, namun demikian pihaknya akan mengklarifikasinya langsung kepada dokter yang bersangkutan, yang saat ini sedang kurang sehat.

Baca Juga :   Doa Pras, Munas Srikandi PP Sukses dan Tetap Prokes

Dalam kesempatan itu Luber Sianturi (foto) menegaskan, bahwa kebutuhan seluruh obat-obatan, termasuk perban untuk kebutuhan pasien BPJS, yang dirawat di Rumah sakit pemerintah itu, tidak ada dari luar, karena memang seluruhnya sudah ditanggung oleh BPJS.

“Saat ini, seluruh kebutuhan obat-obatan untuk pasien BPJS, yang dirawat di Rumah Sakit ini, termasuk perban, telah disiapkan Rumah Sakit, tidak ada itu dari luar, karena seluruhnya sudah ditanggung BPJS,” tegas Luber. (BOLON).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *