tobapos.co – Perhelatan PON XX Papua sudah usai. Dengan perjuangan keras semua atlet dan official, Kontingen DKI Jakarta raih juara kedua. Dan kini, KONI DKI Jakarta siap menatap PON XXI tahun 2025 yang akan digelar di Medan (Sumut) dan Banda Aceh.
Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Djamhuron P Wibowo bersama jajaran pengurusnya pun menyampaikan permohonan maaf atas pencapaian kontingen Pekan Olahraga Nasional (PON) DKI Jakarta pada PON XX Papua 2-15 Oktober lalu.
Diketahui, kontingen PON DKI Jakarta berhasil menduduki peringkat kedua dengan perolehan 111 medali emas, 91 medali perak dan 100 medali perunggu.
Pada PON XX Papua ini, peringkat pertama ditempati Jawa Barat dengan perolehan 133 medali emas, 105 medali perak dan 116 medali perunggu. Dan Jawa Timur berada di peringkat 3 dengan 110 medali emas, 89 perak dan 88 medali perunggu.
“Kami bersama seluruh pengurus KONI DKI Jakarta mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pencapaian PON XX Papua, tidak bisa mencapai target juara umum. Dan kami siap menatap PON XXI 2025 di Medan (Sumut) dan Banda Aceh,” ujar Djamhuron saat Press Gathering, di Jakarta, Kamis (28/10/2021)
Djamhuron pun menyampaikan terima kasih kepada kepala daerah instansi, SKPD atau eksekutif dan DPRD DKI Jakarta atau legislatif yang telah memberikan support penuh untuk kontingen PON DKI Jakarta.
Dia mengaku bangga atas kerja keras atlet-atlet DKI Jakarta yang telah berjuang dengan semangat tinggi. Soal optimisme juara umum itu harus didengungkan untuk pacu semangat atlet dan official. Namun hasilnya juara dua, itu Tuhan lah yang mengatur.
“Hasil pencapaian kontingen DKI Jakarta pada PON XX Papua lebih baik ketimbang PON XIX Jawa Barat dengan menduduki peringkat 3 di bawah kontingen Jawa Barat dan Jawa Timur. Apa yang kami sampaikan apa adanya ini, ini juga yang kami laporkan ke Komisi E, dan ke gubernur DKI Jakarta lewat Kadisorda DKI,” kata Djamhuron.
Chief de Mission (CdM) kontingen PON DKI Jakarta, Hidayat Humaid mengatakan, seluruh tim dari DKI Jakarta bisa kembali dengan kepala tegak meski tidak menjadi juara umum PON XX Papua.
Dia memastikan, seluruh atlet DKI Jakarta sudah mengerahkan segenap tenaga dan pikiran di lapangan maupun di luar lapangan.
“Saya bangga dengan hasil yang dicapai kontingen DKI Jakarta. Memang banyak dinamika yang terjadi di lapangan,. Namun itu bisa menjadi catatan bagi kita semua, bukan hanya kontingen DKI Jakarta, juga kontingen lain. Dan kita mulai saat ini akan persiapkan diri hadapi PON XXI Sumut dan Aceh tahun 2025 mendatang,” kata Hidayat.
Minim Persiapan
Dari hasil evaluasi, ungkap Hidayat, kontingen PON DKI Jakarta cukup minim persiapan. Hal ini disebabkan karena adanya dualisme pengurus KONI DKI Jakarta usai perhelatan PON XIX Jawa Barat pada 2016 lalu.
“Jadi, persiapan PON kali ini paling singkat yang dilakukan DKI Jakarta. Biasanya, begitu selesai PON, tahun berikutnya langsung Pelatda. Tapi, PON 2021 ini hanya persiapan dua tahun. Mulai 2018 karena sebelumnya ada dualisme pengurus. Minimnya persiapan ini realitas namun ini bukan jadi alasan bagi kami membela diri. Saya siap mempertanggung jawabkan kenapa jadi juara dua,” ungkapnya.
Akibat adanya dualisme pengurus KONI DKI Jakarta waktu itu, ungkap Hidayat, berimbas pada terkendalanya dana hibah dari APBD DKI Jakarta.
Sehingga, ucapnya, pembinaan atlet KONI DKI Jakarta menjadi terdampak. Baru, setelah kepengurusan baru KONI DKI Jakarta pada 2019 dimulai pembinaan secara intensif.
“Baru 2019, ada pembinaan lagi. Dan ini tahunnya pra PON. Makanya target kita meloloskan sebanyak mungkin kepada PON. Targetnya lolos dulu semua ke PON. Alhamdulillah, semua pengprov lolos PON,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Hidayat juga membeberkan alasan lain atas melencengnya target KONI DKI Jakarta pada PON XX Papua.
Menurutnya, karena tidak adanya pembinaan selama dua tahun itu, tidak sedikit atlet potensial binaan KONI DKI Jakarta sebelumnya berpindah ke wilayah lain.
“Atlet potensial kita banyak pindah ke provinsi lain seperti Jatim, Jabar, Papua dan sebagian Jateng. Dari atlet yang pindah, mereka mendapatkan 19 medali emas. Contoh di tenis, sapu bersih 7 emas didapatkan Jatim. Tapi atletnya pindahan dari DKI,” jelasnya. (TP 2)