tobapos.co – Terus menjadi pertanyaan besar di masyarakat, untuk kepentingan siapa sebenarnya para pimpinan aparat berwenang di Sumatera Utara yang bekerja membasmi narkoba bekerja, apakah kepada penguasa, kepeda diri sendiri/kelompoknya atau kepada masyarakat?
Pasalnya, persoalan Sumatera Utara menjadi propinsi juara se Indonesia, masyarakatnya tertinggi menjadi penyalahguna narkotika sesuai data dikeluarkan BNN pada Juni 2022 lalu, dirasa belum tampak akan turun untuk mendatang.
Tentunya kondisi ini sangat bisa menciderai kepercayaan masyarakat, dugaan pembiaran-pembiaran atas lokasi-lokasi peredaraan narkotika tidak pantas dilakukan aparat berwenang, harus diwaspadai memunculkan pembangkangan.
Baca juga
Bukan itu saja, meski mengetahui adanya Pers yang diserang teror kantornya dalam memperjuangkan pemberantasan tegas terhadap peredaran narkoba, juga seperti ‘direstui’.
Padahal sudah dibuat laporan pengaduannya secara resmi kepada pihak kepolisian setempat (Polsek Helvetia, Polrestabes Medan, Polda Sumut-red), dari itu, muncul lagi pernyataan korban Pers (tobapos), apakah Sumut akan dijadikan propinsi preman atau propinsi kartel narkoba?
Dari kondisi tersebut, elemen masyarakat berharap, bertepatan dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, akan muncul pemimpin yang baru, yang lebih serius dalam pemberantasan narkoba untuk dapat mencapai Indonesia Emas.
Baca juga
Kembali ke persoalan Jermal 15 yang hingga saat ini masih aktif dijadikan komplek peredaran narkoba sabu-sabu, ekstasi hingga penyediaan tempat mengkonsumsi secara terang-terangan, besar-besaran.
Di dalamnya ternyata bercokol kartel bersama oknum-oknum kuat aparat yang berada di gerbong salah satu Capres/Cawapres penguasa. Sehingga pantaslah Jermal 15 kebal hukum selama ini.
Bos kartel tersebut kerap dipanggil Guntur Benget, dan bila orang tersebut berhasil diciduk, berarti para pimpinan petugas berwenang di Sumut berhasil menyelamatkan jutaan jiwa dari dampak buruk keberadaan sarang besar narkotika Jermal 15.
Namun kapan itu akan terjadi, mungkin setelah penguasa berganti, dan sejak berdirinya Jermal 15 bertahun-tahun lalu, pemberantasan narkoba di tempat itu meski berkali-kali dilakukan, namun ujung-ujungnya terkesan hanya slogan, cuap-cuap, lips service belaka? Sebab ‘siraman rohani’ mengalir deras.
Sekedar informasi tambahan, pasca pemberitaan, dimana anak perempuan yang masih kecil dilibatkan dalam bisnis narkoba Jermal 15, para bandar narkoba disana sempat diungsikan berpindah lokasi.
Namun setelah dirasa para kartel redup perhatian masyarakat, saat ini, Selasa (12/12/2023), dikembalikan lagi ke lokasi semula Jermal 15, di Jalan Jermal 15/sekitarnya, di Kelurahan Menteng, Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, meluas hingga ke Lahan Garapan/Eks HGU PTPN di Desa Amplas, Kecamatan Percut Seituan, Deli Serdang, merupakan wilayah hukum Polrestabes Medan, Polda Sumatera Utara.

Direktur Resnarkoba Polda Sumut Kombes Pol Yemi Mandagi yang dikirimi link berita sebagai permintaan tanggapan akan lokasi Jermal 15, membalas dengan mengatakan,
“Terimakasih informasinya, perlu abang ketahui sampai saat ini sdh banyak kegiatan, penggerebekan baik dari polsek, polrestabes, polda. Kemudian tempat tersebut pun tetap dalam pengawasan krn agt tetap melakukan lidik bila masih ada pasti kami tangkap. Berkenan abang bantu tunjukin yg mana tempat di jermal 15 yg masih ada narkobanya pasti kami tangkap. Terimakasih,” jelas mantan Kapolres Deli Serdang itu.
Diberikan juga informasi kepada Kombes Yemi, bahwa pengelola Jermal 15 sebagai komplek besar narkoba, merupakan yang diduga kuat menyerang teror kantor tobapos.co akibat pemberitaan terhadap mereka. (TIM/Bersambung, foto: Int-Ils)
1 thought on “Guntur Benget Pengelola Komplek Narkoba Jermal 15-Sumut: Bila Ditangkap, Jutaan Jiwa Bisa Terselamatkan (21)”