Berbulan-bulan Kebanjiran, Masyarakat di Asahan Berharap Perbaikan Tanggul ke Gubsu Bobby Nasution

Headline Sekitar Kita

tobapos.co – Tanggul jebol,  lingkungan masyarakat di Desa Sei Dua Hulu, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan -Sumut kebanjiran, air yang menggenangi kawasan permukiman mereka sudah sekitar delapan bulan.

Tanggul bendungan Ulak Gelugur, Dusun 8, Teluk Dalam yang jebol karena tak kunjung diperbaiki. BPBD dan Pemerintah Kecamatan sudah melakukan pengecekan ke lokasi.

Kepala Desa Sei Dua Hulu, Sumardi Nasution menerangkan, banjir terjadi sejak 13 September 2024 lalu, dimana banjir bersifat menggenang.

“Kita lihat bersama, jalan lintas Provinsi Sumatera Utara ini cukup parah, digenangi air. Lahan masyarakat, rumah, dan pertanian cukup memprihatinkan,” ujar Sumardi Nasution, Selasa (8/4/2025).

Ia juga mengaku, akses jalan ini cukup mempersulit keluar masuknya hasil tani masyarakat dan anak sekolah yang terpaksa diangkat menggunakan truk.

Baca Juga :   Medan Tuntungan Marak Judi Tembak Ikan, Pandemi Covid Masih di Level-4

“Akses jalan ini cukup susah untuk melintasinya. Apalagi ini  jalan satu-satunya ya, Jalan Lintas Ledong ini,” ujarnya.

Sampai saat ini pihak pemerintah desa menyediakan truk pengangkut untuk para siswa dapat berangkat ke sekolah tanpa basah.

“Satu minggu kami menyediakan truk untuk mengangkat anak sekolah karena saat itu banjir tinggi, anak-anak mau ujian,” katanya.

Lanjutnya, persoalan ini sudah dilakukan rapat dengar pendapat di DPRD Provinsi Sumatera Utara Komisi D.

“Disana kami melakukan RDP dengan komisi D DPRD Provinsi Sumatera Utara. Disana, kami RDP ada lima desa bersama dengan ketua komisi dan wakil ketua, menjanjikan kepada kami untuk berusaha melakukan kelanjutan pembangunan benteng tersebut,” ujarnya.

Baca Juga :   Naikkan Level SPIP Sumut, Komitman Gubsu Edy Dinilai Baik Oleh Ka BPKP

Masyarakat berharap balai besar wilayah sungai (BWS) untuk memperbaiki tanggul yang pecah tersebut agar air tidak lagi masuk ke desa mereka.

“Harapan kami BWS memperbaiki tanggul tersebut. Karena kami merasakan dampak perekonomian. Kami rasa ini merupakan banjir terlama sampai delapan bulan,” ujarnya.

Ia juga berharap, pemerintah provinsi dapat mendengar keluhan masyarakat yang sudah resah dengan genangan air itu.

“Kami berharap, masyarakat berharap, pemerintah pusat Provinsi, Bapak Bobby perbaiki tanggul kami. Karena ini sudah sangat lama dan sejarah kampung ini, inilah yang paling lama hingga delapan bulan air menggenang membanjiri desa-desa kami,” pungkasnya. (Do)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *