tobapos.co – Pemilihan Umum Pilpres, Pileg kemudian Pilkada serentak tak terasa tinggal menunggu waktu sekitar satu tahun lebih lagi. Itu tidak lama, terlihat saat ini sudah ramai riak-riak di masyarakat hingga sosial media, para sosok maupun politisi sudah menggambarkan dikontestasi politik nantinya.
Dari itu, masyarakat harus waspada melihat rekam jejak yang akan dipilihnya, juga pihak berwenang harus menelusurinya sejak dini menindak bibit-bibit melanggar hukum. Sebab tidak menutup kemungkinan uang besar bisnis narkoba secara terselubung digunakan untuk kampanye di satu daerah maupun untuk seluruh Indonesia.
Kondisi seperti di atas telah lama disampaikan, di 2017 pun pernah oleh Kepala BNN masa itu Budi Waseso, dimana pihaknya menggandeng KPU, PPATK, Polri hingga Bea Cukai menelusurinya. Untuk itu, pihak berwenang harus bisa memastikan, nantinya tidak akan ada uang hasil narkoba yang dijadikan untuk merebut hati rakyat oleh para pemimpinnya.
Berawal dari keadaan tersebut, tentunya seluruh elemen masyarakat harus berpartisipasi memberikan informasi bila ada mencurigai. Apalagi wartawan pilar ke empat demokrasi, melalui media memiliki akses besar dan diberikan wewenang oleh Undang-Undang dalam menyebarkan informasi demi mencerdaskan bangsa melalui pemberitaan yang dikemas dari beragam sumber yang didapatnya.
Berkaitan dengan waspada sumber dana dari bisnis narkoba buat kampanye tadi, ada kartel yang mengelola perkampungan narkoba terutama sabu-sabu di Jermal 15/tanah garapan sekitarnya, Kecamatan Percut seituan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Disana, sudah diinformasikan ke para pihak berwenang, diketahui peredaran gelap narkobanya sangat besar dan sudah berlangsung cukup lama secara terang-terangan, bahkan jaringan kartel sangat kuat disebut bisa ke pusat. Selasa (27/12/2022).
Kondisi kuatnya kartel itu ditambah lagi dengan terkesan bungkamnya banyak pihak meski sangat berkompeten memberikan semangat kepada masyarakat untuk lebih berani perang melawan peredaran gelap narkoba, bisa melalui angkat bicara di media hingga beragam cara lainnya menunjukkan komitmen.
Terkini terkait perkampungan narkoba Jermal 15, masih beroperasi peredaran narkobanya malah bertambah besar dan merdeka. Pengguna sabu-sabu yang kebanyakan sudah jadi pecandu terus silih berganti bahkan bisa berkali-kali datang memakai serbuk putih itu disana. Sebab bisa dipastikan aman oleh pengelola lokasi, ada tempat pemakaian di dalam rumah hingga di cakruk-cakruk bertenda lengkap dengan penyewaan alat hisapnya. Para bandar pun leluasa memampangkan sabu-sabu yang dijualnya.
Sebelumnya diberitakan, dan tetap masih informasi dari masyarakat yang terpercaya, saat hari besar seperti akhir tahun saat ini pengguna sabu-sabu dan beragam macam jenis narkoba lainnya membludak di Jermal 15 tanah garapan tersebut. Dari biasanya bigbos kartel SM dan BM diperkirakan meraup omset mencapai 9 miliar rupiah perbulannya, disini bisa jadi 5 kali lipat.
Hasil Konfirmasi
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda sejak seitar 3 minggu lalu mengatakan, “Terimakasih informasinya, segera akan kita tindak,” sembari meminta agar menunggu.
Lalu, mengaku Kanit 1 Sat Narkoba Polrestabes Medan AKP Wisnu kembali menjelaskan mewakili Kapolrestabes Medan, “Sejauh ini kami kan sudah melakukan upaya –upaya seperti GKN, Bapak tinggal dimana? Jauh kali soalnya antara (tempat wartawan-red) dengan Jermal 15. Kemarin baru kami GKN lagi, hampir tiap bulan seringkali kami GKN disana.”
Kembali dibacakan AKP Wisnu bunyi pertanyaan konfirmasi yang dikirim wartawan ke Kapolrestabes Medan, ‘Soal masih buka dan maraknya peredaran narkoba di Jermal 15 Kecamatan Percut Seituan, apa langkah Polrestabes Medan untuk pemberatasan terhadap peredaran narkoba disana Jermal 15?’
Dijawab AKP Wisnu, “Sudah melakukan GKN-GKN disana, sudah ada juga yang kami tangkapin, udah sering kali lah. Cuma kalau masalah disana bermunculan terus, itu sudah masalah sosial, itu tidak tanggung jawab Polisi saja, tapi tanggung jawab desa, tanggung jawab camat, tanggung jawab kabupaten, masyarakat disana memang harus ada edukasinya juga, sampai saat ini edukasinya itu yang belum berjalan.”
Lanjuntnya, “Kalau misalnya tindakan, Polisi sebatas menangkap gitu. Itulah makanya dimana yang maraknya itu Pak, kemarin kami GKN disana, itu kosong, baru kemarin, kalau ada informasi yang lebih akurat boleh lah kami minta lagi, titik pastinya, jadi kita bisa kerjasama juga, bahkan bulan lalu Polsek Percut tiap minggu GKN disana,” tutup Wisnu.
Sedangkan kepada Dir Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Cornelius Wisnu P Adji maupun Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak, juga lanjut dimintai tanggapan. Namun hingga berita ini dimuat, jawaban belum diperoleh. Tak lupa, kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, setiap muncul pemberitaan terkait narkoba di Sumatera Utara khususnya Jermal 15 ini, selalu dikirimkan link sebagai informasi.
Tak kalah penting diketahui, memang keberadaan sarang/perkampungan narkoba besar-besaran di Jermal 15 sekitarnya tak asing terdengar penggrebekan dilakukan petugas. Namun sepertinya ‘main kucing-kucingan’, kadang ada mengamankan sejumlah orang diduga pemakai hingga bandarnya, atau pun penggrebekan zonk.
Dari lamanya perkampungan padat penduduk Jermal 15 sekitarnya dijadikan banyak pihak sebagai basis besar peredaran narkoba di Sumut, yang sampai detik ini belum bisa digaransi ditutup selamanya dengan yang terlibat aktor besar di belakang layar diproses hukum, maka genderang perang Presiden Jokowi sepertinya tak seirama dengan jajaran berwenang dibawahnya. (TIM/foto-Int-Ilustrasi)