Pengembang Harus Peduli, RS Covid-19 Jakarta Penuh, Apartemen Swasta Jadi Solusi

Headline Sekitar Kita

tobapos.co – Tingginya lonjakan kasus positif corona (Covid-19) di DKI Jakarta membuat wakil rakyat di DPRD DKI mulai was-was. Pasalnya, Jumat (25/12) lalu, Pemprov DKI mencatat rekor baru dengan jumlah kasus harian 2.096 pasien.

Dengan demikian, angka kumulatif kasus positif di Jakarta kini mencapai 171.871 orang.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohamad Taufik mengungkapkan saat ini kapisitas rumah sakit di seluruh Jakarta mulai kewalahan.

Karena itu, Taufik meminta pengembang apartemen di Ibu Kota secara sukarela membantu Pemprov DKI dengan meminjamkan apartemennya yang tidak terpakai. Atau belum laku terjual/sewa, untuk dijadikan tempat isolasi menampung orang tanpa gejala (OTG) Covid-19. 

“Saat ini, ruang inap rumah sakit di Jakarta sudah terisi penuh. Termasuk Wisma milik DKI di Wisma Ragunan dan Wisma Taman Mini. Kondisinya pun sudah hampir penuh,” kata Taufik di Jakarta, Minggu (27/12/2020).

Baca Juga :   Kejuaraan Cabor Piala Bobby Nasution Tahun 2022 Resmi Dibuka

“Jadi, saya berharap, para pengembang atau pengusaha ikut membantu pemerintah dengan meminjamkan apartemennya untuk tempat isolasi. Saya optimis pengembang mau. Apalagi ini untuk membantu warga Jakarta yang terpapar Covid-19,” sambung politisi Partai Gerindra ini.

Penasehat Fraksi Gerindra DKI ini mengatakan di tengah kondisi darurat kemanusiaan saat ini, mestinya para pengembang tidak keberatan.

“Pengembang yang apartemennya belum terjual, kami harap secara sukarela meminjamkannya ke Pemprov sebagai bentuk kolaborasi membantu warga yang terpapar Covid-19,”  ucap Taufik yang mantan Ketua DPD Partai Gerindra DKI tersebut.

Taufik melanjutkan dirinya tak menampik terkait rencana Pemprov DKI yang ingin menyiapkan Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) sebagai salah satu tempat untuk isolasi pasien positif Covid-19. 

Baca Juga :   Sosialisasi Germas di Medan Labuhan,  Momentum Budayakan Pola Hidup Sehat

Diketahui, saat ini, dari 44 kecamatan di Jakarta, 36 di antaranya memiliki GOR yang dapat digunakan sebagai tempat isolasi pasien Covid.

“Tapi, menurut saya, kalau GOR kan masih membutuhkan desain, dibikin ruangan dulu. Dan itu butuh biaya dan memakam waktu. Beda dengan apratemen, Pemprov DKI tinggal nyiapin tenaga medisnya saja,” terang Taufik. 

“Jadi, tingginya Covid di DKI yang tak terkendali ini sangat mengkhawatirkan. Makanya harus cepat. Jangan sampai pasien nanti terlantar di halaman atau selasar rumah sakit,” Taufik mengingatkan.

Karena itu, Taufik juga meminta Pemprov DKI segera merekrut atau menambah tenaga medis baru. Dia tidak ingin, nantinya ada warga yang isolasi terlantar karena tidak mendapatkan perawatan yang semestinya.

Baca Juga :   Daftar Calon Ketua 5-18 Feb, Panitia Terus Sosialisasikan Konferprov PWI Jaya

Selain itu, Taufik menambahkan, bahwa pengetatan pengawasan pergerakan warga di lapangan juga harus dilakukan dengan lebih baik lagi.

“Seperti di tempat publik seperti pasar, itu harus lebih disiplinkan dan pengawasannya harus diperketat. Karena bentuk PSBB apa pun itu namanya, tidak berarti tanpa ada pengawasan di lapangan,” ucap Taufik saat disinguung soal opsi DKI kembali ke PSBB ketat. (TP 2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *