BEGINI AWAL CERITANYA : Selain Dari Para Pengusaha Toko Obat Tradisional Cina, Toko Penjual Kosmetik Diduga Ilegal Di Medan Juga Berikan Uang Suap Melalui Dian

Headline Kriminal

tobapos.co – Setelah mendapat informasi berharga kembali, terkait sepak terjang pria bernama Dian dalam menyalurkan sejumlah uang suap kepada oknum-oknum petugas nakal, tim tobapos.co merasa memiliki kewajiban untuk terus mempublikasikannya, supaya diketahui masyarakat luas sudah sejauh mana dugaan rantai suap dari peredaran produk obat-obatan tradisional cina maupun kosmetik ilegal di Kota Medan, Sumatera Utara, yang dinilai besar merugikan negara dari sektor PNBP.

Diketahui, yang diberikan wewenang penuh oleh negara dalam pemberantasan obat maupun kosmetik ilegal untuk di daerah seperti Medan-Sumut, yakni BBPOM Medan, Dit Narkoba & Dit Krimsus Polda Sumut. (foto-ilustrasi)

Hasil investigasi maupun informasi terkini, ternyata selain dari sekitar 54 toko obat di Kota Medan yang menjual produk obat-obatan tradisional cina diduga ilegal (tanpa izin edar), ternyata ada pula 16 toko kosmetik yang sama, yang menitip uang suap kepada Dian dengan modus asosiasi, untuk disalurkan.

Baca Juga :   Total Vaksin di Jakarta, Dosis Pertama 1.633.447 dan Dosis Kedua 840.544 Orang

Bila dihitung sesuai infomasi, dari para pengusaha toko obat cina (Kota Medan-Sumut) totalnya Rp113,5 juta, dari pengusaha toko kosmetik mungkin lebih besar, yakni sekitar Rp56 juta (dari 16 toko di Kota Medan), dan paling lambat setiap bulan tanggal 10, uang suap itu harus disetorkan ke oknum-oknum petugas.

Karena pemberitaan terkait ini akan dikupas tim tobapos.co sejak awal pendirian asosiasi toko kosmetik itu dan nantinya hingga kondisi saat ini, maka pada edisi pemberitaan saat ini, Selasa (10/2020), bertepatan dengan Hari Pahlawan, akan dimuat dari awalnya terbentuknya asosiasi toko obat dan kosmetik penjual barang diduga ilegal (Di Medan -Sumut).

Berikut jalan ceritanya seperti yang didapat tim tobapos.co :

Di awal tahun 2000, seorang pengusaha keturunan Tionghoa yang kerap dipanggilng ‘ Atek’ mengumpulkan para pedagang kosmetik di Kota Medan untuk bergabung mendirikan asosiasi kosmetik, dan ternyata asosiasi tersebut tidak bertahan lama.

Baca Juga :   Kadisdik Sumut Upayakan Gaji Guru Honor SMA/SMK Rp90 Ribu Per Jam Akan Naik

Pengganti Pengurusan dari asosiasi ini, kemudian dilanjutkan oleh ‘Asin’ dan bertahan sekitar 2 tahun (2002) dan akhirnya kandas.

Dengan kandasnya asosiasi ini ditangan Asin, para pedagang akhirnya membuat kelompok-kelompok kecil yg terdiri dari 3 – 10 mitra (toko), sesuai informasi yang dihimpun di lapangan, berdasarkan penelusuran langsung ke para pelaku bisnis (toko kosmetik/importir), dipimpin ‘Ko A??ng’.

Bukan Cuma ‘Ko A??ng’, pria disapa dengan panggilan ‘ Achiong’ juga salah satu pemimpin kelompok kecil. Ketidakmampuan dalam pengeluaran biaya di pengurusan kelompok kecil ini, membuatnya (Achiong) menyerah, dan meminta Dedi untuk menjadi Ketua Asosiasi Kosmetik.

Dibawah kepemimpinan Dedi, para pedagang (pengusaha toko kosmetik ilegal Medan) merasa tenang dan nyaman selama 2 sekitar tahun, hingga asosiasi pedagang obat tradisional Tionghoa pun meminta Dedi untuk memimpin mereka.

Baca Juga :   Didenda Rp50 Juta, Bila Terbukti Jual Rokok ke Anak-anak

Akibat pengaruh dan bujuk rayu dari oknum, Dedi yang sudah menjadi Ketua Asosiasi, menganggu kelompok kecil yang di pimpinan oleh ‘Ko A??ng dan ditambah oleh sikap ketidakadilan Dedi dalam kontribusi, menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan di lingkungan ‘pemain obat-kosmetik ilegal Medan’.

Dalam kacau – balau dan hiruk – pikuk gangguan selama 4 tahun, terjadinya kenaikan-kenaikan iuran (setoran-suap untuk oknum petugas nakal) dan tak kunjung selesai dari gangguan juga dalam ketidakpastian dan ketidaksenangan, Dedi berdiskusi dengan ‘Ko Eddy Yanto’.

Atas saran ‘Ko Eddy Yanto’, Dedi merangkul ‘Ko Wahab’. Mendapat kabar tersebut para pedagang merasa lega dan mereka bisa berniaga dengan tenang. Hanya dalam hitungan bulan, di tahun 2019 serangan serentak terjadi hingga Dedi dan Wahab bertikai dan akhirnya asosiasi bubar…(TIM/BERSAMBUNG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *