Corona Masih Parah, DKI Perpanjang PSBB Transisi Hingga 13 Agustus

Headline Pemerintahan

tobapos.co – Hari ini adalah saat berakhirnya PSBB Masa Transisi fase I di perpanjangan yang kedua, dan ini saat kita untuk menentukan apakah ini akan diperpanjang atau melakukan langkah yang lain

Data-data menunjukkan bahwa ada kenaikan penyebaran kasus di Jakarta dan kondisi belum mengalami perbaikan. Dari dua minggu yang lalu sampai dengan sekarang, bisa dibilang kondisinya relatif sama

“Kondisi ini kita bisa ketahui dengan akurat karena Jakarta agresif dalam melakukan testing, tracing, dan juga treatment. Ini 3T yang kita selalu pegang, namanya testing, tracing, treatment (pengetesan, pelacakan, penanganan),” kata Gubernur DKI Anies Baswedan di Jakarta, Kamis (30/07/2020).

Dalam satu pekan terakhir ini saja, kata Anies, Pemprov DKI melakukan testing terhadap 43.316 orang dan itu artinya 4 kali lipat dari standar yang ditetapkan oleh WHO untuk wilayah seukuran Jakarta ini. 

“Jadi dalam satu pekan terakhir ini, angka positivity rate kita adalah 6,5 persen. Positivity rate itu artinya persentase positif dari semua yang dites. Ini masih di atas standar ideal WHO yaitu maksimal 5 persen,” jelasnya. 

Baca Juga :   Bupati Hadiri Rembuk Stunting Kabupaten Asahan Tahun 2021

Jadi (standar positivity rate ideal) maksimalnya 5 persen, dan di DKI adalah 6,5 persen. Walaupun masih di bawah angka nasional, dimana positivity rate nasional dalam satu pekan terakhir ini adalah 13,6 persen. 

“Nah angka positivity rate di Jakarta insya Allah kredibel dan dapat dipercaya, karena jumlah testingnya cukup. Kalau jumlah testingnya tidak cukup, maka kita tidak bisa mengetahui seberapa menyebar dan seberapa parah kondisi sebuah wilayah. Jakarta, kita tahu, angka positivity rate-nya adalah 6,5 persen dan itu karena kita bisa melakukan testing yang cukup banyak,” jelas Anies.

Testing ini terus agresif dan akan lakukan untuk mencari kasus-kasus baru. Hari ini saja, lebih dairi 80% spesimen test di DKI Jakarta untuk menemukan kasus baru, sisanya pengulangan (untuk membuktikan pasien yang sebelumnya positif itu sudah negatif). 

“Jadi sumber daya yang kita miliki itu kita gunakan bukan untuk mengetes ulang, tapi dipakai untuk mencari kasus baru. Tujuannya adalah keselamatan warga. Dengan kita menemukan kasus baru, maka yang bersangkutan tahu bahwa positif, yang bersangkutan bisa isolasi, sehingga orang tuanya, istrinya, suaminya, anaknya, tetangganya, koleganya bisa terhindar penularan,” tandas Anies.

Baca Juga :   Usung 6 Program Studi, Bobby Nasution Dukung Universitas Binus Hadir di Medan

Jadi tujuan dari testing agresif itu untuk mencegah terjadinya penularan yang lebih besar lagi. Bila tidak melakukan itu, mungkin angka positif Jakarta akan kelihatan rendah. Di atas kertas akan kelihatan seperti aman. Padahal senyatanya wabah itu masih ada. Justru yang dilakukan adalah mengalokasikan sumber daya. 

“Itu tadi dari 100 persen kegiatan testing, justru 80 persen lebih digunakan untuk menemukan kasus baru. Dan ini juga sejalan dengan ketetapan bahwa ketika ditemukan kasus positif, maka tidak perlu diuji dua kali, cukup diuji satu kali, sesudah itu setelah lewat masa inkubasi, maka mereka bisa kembali ke rumah masing-masing,” terang Anies.

Melihat kondisi ini bahwa positivity rate masih 6,5 persen, kemudian angka Rt kita masih sekitar 1. 

Baca Juga :   Putus Mata Rantai Covid-19, Anies Bersyukur Hadirnya Relawan Kesehatan

“Karena itulah, dengan mempertimbangkan semua kondisi, maka kita memutuskan untuk kembali memperpanjang PSBB Masa Transisi ini di fase pertama untuk ketiga kalinya sampai dengan tanggal 13 Agustus 2020,” ujar Anies. 

Dengan perpanjangan PSBB Masa Transisi Fase I ini, papar Anies, artinya kegiatan yang selama ini berlangsung harus terus mengikuti protokol kesehatan yang ada. Pemprov DKI Jakarta bersama dengan Kepolisian, dengan TNI, akan terus melakukan pemeriksaan, akan terus melakukan pendisiplinan. Dan langkah-langkah tegas akan terus dikerjakan oleh Pemprov DKI Jakarta

“Dan kita mengetahui dalam dua minggu terakhir ini, klaster perkantoran menjadi salah satu tempat utama bermunculan kasus-kasus baru. Saya ingatkan kepada semua dunia usaha dan kegiatan usaha apapun boleh berkegiatan bila separuh kapasitas, menerapkan protokol kesehatan, kemudian menerapkan shift secara bergantian, jadi ada jeda dalam bekerja,” imbuhnya. (TP 2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *