tobapos.co – Berbagai elemen Rakyat akan demo memprotes mega korupsi Pertamina. Salah satunya, Gerakan Rakyat Berantas Korupsi (GERBRAK) bersama Forum Masyarakat Sumatera Utara (FORMATSU), segera akan menggelar aksi unjuk rasa pada 20 Maret 2025 mendatang.
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap dugaan kasus mega korupsi skandal Pertamax oplosan di Pertamina yang menyeret sejumlah pejabat, termasuk diduga menteri di Kabinet Prabowo Subianto.
Koordinator GERBRAK, Saharuddin, dalam keterangannya menyampaikan, aksi yang akan berlangsung di tiga titik strategis, yakni Kejaksaan Agung (Kejagung), DPR RI, dan Kementerian BUMN ini, merupakan bentuk perlawanan rakyat terhadap maraknya korupsi.
“Kasus Pertamax oplosan yang sedang mencuat saat ini, bukan sekadar persoalan hukum, tetapi juga pengkhianatan terhadap rakyat. Kita tidak bisa tinggal diam melihat dugaan keterlibatan pejabat tinggi, termasuk menteri di kabinet,” tegasnya.
Sementara itu, Pembina FORMATSU, Helmi Syam Damanik, menambahkan bahwa aksi ini akan melibatkan berbagai elemen masyarakat dan lembaga antikorupsi.
“Kami tidak hanya bergerak sendiri. Sejumlah lembaga telah menyatakan dukungan dan akan turut serta dalam aksi ini. Ini adalah gerakan bersama untuk menyelamatkan bangsa dari cengkeraman korupsi dan komprador yang merusak kedaulatan ekonomi negara,” ujarnya.
Aksi ini juga mendapat dukungan dari berbagai organisasi, termasuk Jaringan Relawan Pendukung Indonesia Maju (JARPIM), Forum Aktivis Medan (FAM), Garuda Wicaksakti, Federasi Advokat Republik Indonesia, Komite Penggiat Anti Korupsi (KOMPAKS), Masyarakat Garuda Sumatera Utara (FORMATSU), Masyarakat Antikorupsi Sumatera Utara (MARAK SUMUT), LIPPSU, dan Aliansi Rakyat Merah Putih Merdeka.
Ariswan, Koordinator Presidium Rakyat Membangun Peradaban, menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar seruan moral, tetapi bentuk tekanan nyata terhadap institusi penegak hukum dan pemerintah agar segera bertindak tegas.
“Kami mengajak seluruh elemen rakyat untuk turun ke jalan dan menunjukkan bahwa rakyat tidak akan membiarkan korupsi merajalela. Jika negara tidak mampu membersihkan para koruptor, maka rakyat yang akan bergerak,” tegasnya.
Gerakan aksi ini sebagai pemantik dan akan bergulir sampai ditangkapnya dan diadili koruptor dan komprador yang mereka maksud, mengingat kasus Pertamax oplosan telah menimbulkan keresahan luas di masyarakat. Publik pun menunggu bagaimana respons pemerintah dan aparat penegak hukum terhadap tuntutan rakyat ini.(MM)