tobapos.co – Pengamat Hukum Dr Redyanto Sidi SH. MH., menanggapi ketika dimintai komentarnya oleh tim tobapos.co terkait belum terdengarnya dilakukan penggrebekan terhadap markas segala bentuk perjudian, dari dadu hingga jenis mesin (mirip las vegas-red) hingga saat ini, Kamis (18/3/2021), yang berada tepat di belakang kantor Kelurahan Laucih (Medan Tuntungan) dan di Jalan Balai Desa (Pancur Batu) di wilayah hukum Polrestabes Medan.
“Kita yakin dan masyarakat juga yakin. Namun keyakinan ini tentu harus segera diwujudkan. Kapolres berkewajiban untuk itu karena tupoksinya.” terang pria akrab disapa Dr Redy itu.
Lanjutnya, “Aneh juga kalau Kapolres sudah tau ada perjudian namun tidak ada tindakan. Dapat mengarah kepada pembiaran (omission),”
Masih dikatakan beliau, “Seharusnya juga berterima kasih kepada masyarakat dan media yang telah memberikan informasi, ini wujud kepedulian masyarakat. Untuk itu Kapolres harus lebih peduli dan memprioritaskan untuk memberantas tuntas.”
Di akhir, Redy juga meminta, “Usut juga, siapa tau ada dugaan keterlibatan pihak-pihak tertentu termasuk oknum-oknum nakal.” tutupnya.
Presisi Kapolri
Elemen masyarakat mengaku salut kepada Kapolri Jenderal Listyi Sigit Prabowo yang membawa konsep transformasi Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi, Berkeadilan).
Terkait itu, apa yang menjadi visi besar Kapolri tersebut, diharap agar konsisten pula dijalankan, khususnya oleh seluruh jajaran di bawahnya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat luas.
Kapolrestabes Medan
Akan kedua lokasi yang dijadikan sarang perjudian tersebut, sejak sekitar dua minggu lebih aktif beroperasi, dan sejak itu pula sebelum berita dimuat, dalam bentuk konfirmasi maupun link berita telah diinformasikan langsung ke nomor whatsapp Kombes Pol Riko Sunarko, namun belum diperoleh pula balasan, hingga berita ini kembali dimuat. Kamis (18/3/2021).
Sebelumnya Diberitakan
Informasi lebih mendalam didapat pasca sejumlah media massa melakukan publikasi, lokasi perjudian itu (Laucih & Balai Desa) itu menjadi perbincangan hebat di masyarakat apalagi di tengah masa pandemi covid-19 yang masih parah. Pengelolanya pria dipanggil Stanggang dan Ajen.(TIM)
