Anggaran Rp 6,5 Miliar Tapi Ribuan Jemaat Tak Dapat Sembako dan Konsumsi
tobapos.co- Performa Pelayanan Panitia Natal Oikumene 2024 dinilai buruk dimata publik. Terkhusus perhatian ribuan kaum umat Nasrani yang merayakan hari besar natal yang diselenggarakan, Jumat malam (20/12/2024) di Gedung Serba Guna (GSG) jalan Pancing Deli Serdang Sumatera Utara.
Lembaga Swadaya Masyarakat Suara Proletar, Riswanto Simanjuntak SIP kepada wartawan, Senin(23/2/12) menilai, kegiatan Natal Oikumene sudah berulang kali dilaksanakan tapi selalu saja bermasalah. Padahal informasi diperoleh anggaran dari APBD dan P APBD untuk tahun anggaran 2024 mencapai Rp 6,5 Miliar.
Akan tetapi, suasana pada kegiatan didengar tidak bersukacita. Kog bisa sebagian, ribut sebagian lagi yang berada dekat para pejabat senang dan nyantai mengikuti ibadah natal tersebut?
Ribuan dari belasan ribu tak menikmati makan malam bersama. Bahkan bantuan sembako yang dijanjikan panitia juga tak tersalurkan. Kenapa bisa terjadi??
Dan mengapa masih banyak dari sebagian tak mengalami yang sama, tanya Ridwanto.
Sebanyak ribuan tak kesampaian bahan konsumsi makanan nasi kotak sampai larut malam. Bahkan anak-anak yang ikut dibawa orang tuanya jadi kelaparan akibat makan malam tak kunjung diberikan hingga pukul delapan (8) malam.
Kondisi ini kan menunjukkan ketidak porfosionalnya pelayanan kepanitiaan dalam melakukan analisis situasi yang memungkinkan, beber Ridwanto Simanjuntak aktivis orang cilik, rakyat tertindas ini mengkritik oknum.
Mengingat tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini selalu pada kondisi seperti ini. Lalu mengapa ketua panitia tak miliki langkah-langkah yang cermat.
Kita beranggapan, lanjut Ridwanto menilai, bahwa kepanitian natal Oikumene yang diketuai Naslindo Sirait yang juga Kadis Koperasi dan UMKM Pemprovsu akan mampu mengantisipasi membludaknya pengunjung natal Oikumene.
Sesuai undangan yang ditayangkan kesejumlah gereja-gereja di Sumut, tentu kehadiran tamu akan membludak. Apalagi dijanjikan ada bansos paket natal.
Diharapkan natal Oikumene bersukacita, ternyata jauh dari kenyataan. Dianya tak memiliki strategi yang matang. Sesuai ilmu ekonomi yang disandangnya.
Sebaiknya kalau undangan ditargetkan puluhan ribu, konsumsi harus disediakan dua kali lipat(doble target), ujarnya.
Anggaran Pemprovsu cukup besar untuk Natal tersebut, namun masih tetap buruk pelayanannya. Oleh sebab itu Kita minta Ketua Umum Natal Oikumene Naslindo Sirait menjabarkan, menguraikan dengan rinci dan transfaran kepublik penggunaan dana kegiatan.
Untuk apa saja dana tersebut digunakan, dan belanja apa saja dana APBD 5 miliar yang kabarnya dipungut dari CSR BUMD Pemprovsu dan P APBD 1,5 miliar itu dipakai, tandas Ridwanto.
Sebelumnya diberitakan suasana kegiatan perhelatan Natal Oikumene Pemprovsu tahun 2024 yang digelar di gedung serba guna jalan Wiliam Iskandar/jln Pancing Deli Serdang tampak kisruh dan nyaris ricuh disebabkan rebutan makan nasi kotak.
Kondisi ini sangat memprihatinkan dan mengecewakan ribuan pengunjung di venue GSG disebabkan buruknya pelayanan panitia yang terlihat tarik -menarik konsumsi dilokasi gedung, pada Jumat malam(20/12)
Diperkirakan kehadiran sejumlah ribuan masyarakat umat Nasrani datang memenuhi undangan panitia Natal Oikumene Pemprovsu memadati lokasi.Namun antusias tamu sepertinya kurang mendapat pelayanan maksimal. Diketahui ribuan umat dari belasan ribu yang hadir masih belum ada tanda-tanda mendapatkan konsumsi dari panitia.
Seyogianya makan bersama itu bisa dinikmati para tamu yang hadir diacara perayaan natal Oikumene Pemprovsu 2024, komentar ibu br Sihite yang membawa rombongan sejumlah lima puluh orang dari salah satu gereja di Medan.
“Kami minta nasi kotak itu, mereka yang mengaku panitia terus menarik dan membawa konsumsi yang dibawanya. Nggak tau kemana dikasihnya.
Kami yang dibawah gedung ini saja tak belum mendapat makanan. Hingga pukul 8 (delapan) malam juga anak-anak sampai malam ini belum makan.
“Bagaimana perayaan natal ini bisa damai, kondusif, kalau makan aja jadi rebutan”. Mana arti makna hari perayaan kelahiran Tuhan Yesus. Anak balita kelaparan, ujarnya kesal.
Ibu br Pasaribu yang juga ketua rombongan dari salah satu gereja mengatakan, susah kali, masuk kedalam pun tak ada tempat duduk. Kami memilih diluar aja, itupun harus berdiri.
Kami tak dapat makan, bahkan panitia tak kelihatan untuk melayani atau memberikan nasi kotak yang dibawanya, ungkapnya.
Pihak Samosir catering ketika ditanyakan, dia mengaku sejumlah 12 ribu nasi kotak sudah tersalur. Masalah yang dialami pengunjung yang belum dapat makan, bukan tanggung jawab kami.
“Bukan tanggung jawab kami, semua sudah diambil panitia”,ujarnya saat debat dengan tamu.
Tokoh masyarakat dan ketua rombongan, Robert Sitindaon mengatakan,
Panitia ini, tak berkaca dari pengalaman di acara yang sebelumnya.
Tentulah tak mau berlama-lama, kami pun memilih keluar dan pulang cari makan diluar karena sudah lapar, tukasnya.
Seorang wanita remaja, mengaku panitia bukan konsumsi, tak ingin masalah ini dibesar-besarkan.
“Suasana natal pak, janganlah dibesar-besarkan”. Namanya moment ini kan tak lepas dari kekurangan dan kelemahan, ujanya membela.
Kalimat klasik terungkap seakan tak mau dikritik yang dibalut dengan kata “manusia tak luput dari kehilafan”.
Ketua panitia umum, Naslindo Sirait yang juga Kadis Koperasi dan UMKM Pemprovsu sepertinya mengabaikan laporan ini.
Bahkan konfirmasi ulang wartawan ditujukan melalui chatingan WhatsApp milik Naslindo, Senin malam (23/12) dianya juga mengabaikan.(MM )