Penyebab kisruh hingga dugaan KkN..
tobapos.co – Bisa mengganggu kelancaran program-program kerja Pemko Medan dipimpin Walikota Rico Waas, begitu juga dengan kelancaran kerja para anggota DPRD Kota Medan yang diketuai Wong Chun Sen, agar Ali Sipahutar (foto-kiri atas), dicopot dari jabatannya sebagai Sekwan DPRD Kota Medan, juga terhadap kroni-kroninya.
Pasalnya, M. Ali Sipahutar (foto -kiri atas), dinilai tak mampu menciptakan iklim kondusif di lingkungan kerjanya, tak mampu menyatukan seluruh wartawan yang ber-pos disana (DPRD Kota Medan), untuk saling berkontribusi dalam ranah masing-masing.
Ironinya, M. Ali Sipahutar malah terkesan turut andil mengkotak-kotakkan para wartawan/media, atau memang dirinya senang pula disetir sekelompok wartawan. Sebab tanpa dasar yang jelas, merestui pilah -memilah wartawan/media yang bisa menerima uang kliping berita (Rp2 juta- Rp3 juta per tiga bulan), dan advetorial (Rp 6 juta per tahun untuk media online), meski uang tersebut bukan berasal dari sakunya, melainkan uang pemerintah (APBD) Kota Medan.
“Seharusnya Ali Sipahutar ini bisa memberikan contoh yang baik, merangkul seluruh wartawan untuk bekerjasama membantu mempercepat program pemerintah Kota Medan melalui kegiatan anggota DPRD Kota Medan dalam hal publikasi berita tersampaikan dengan baik dan benar kepada masyarakat, bukannya ikut hanyut permainan sebelah pihak, jangan gara-gara nila setitik rusak susu sebelanga, dicopot saja dari pada memicu kisruh,” ujar RjP, sosok wartawan senior Kota Medan diamini sejumlah wartawan lainnya mendesak.
Baca juga..
Tambahnya, “Kalau berdasarkan rekomendasi ketua grup whatsaap wartawan barulah si wartawan/media bisa menjalin kerjasama kliping berita dan advetorial dengan sekretariat DPRD Kota Medan, tentunya rentan disalahgunakan oleh si ketua grup untuk mengintimidasi para wartawan lainnya. Apalagi terhadap wartawan atau media yang tidak disukainya, bisa-bisa segala alasan dimunculkan untuk menolak pengajuan kerjasamanya. Hati-hati Pak Ali, janganlah dijadikan lahan bisnis para wartawan, jangan dukung munculnya celah-celah pungli,” tegas RjP.
Siap-siap Dilapor Kejatisu
Belakangan ini ada beberapa item proyek miliaran rupiah di DPRD Kota Medan dan pengadaan barang yang santer menjadi sorotan kalangan masyarakat.
Di antaranya, renovasi toilet lantai G, lantai 4 dan lantai 5 gedung DPRD Kota Medan, Tahun Anggaran 2023 senilai hampir Rp2 miliar.
Dimana, selain pengerjaannya yang dinilai amburadul, pelaksana proyek tersebut, CV BR diduga domisili kantornya juga tak jelas.
Kemudian perawatan taman hingga pengadaan alat-alat olahraga, layak dipertanyakan. Sebab tanaman di seputaran depan gedung DPRD Kota Medan terlihat tidak terawat, ditumbuhi rumput liar. Matras yang digunakan untuk latihan karate tenaga keamanan gedung DPRD Kota Medan juga, setiap tahun dianggarkan, tetapi disebut hanya di tahun 2023 yang dibelanjakan?
Tak berhenti sampai disitu, baru-baru ini pemerintah pusat melalui Presiden Prabowo Subianto menegaskan tentang efisiensi anggaran. Namun seperti bertolak belakang, Sekretariat DPRD Kota Medan dipimpin M. Ali Sipahutar malah menganggarkan Rp4,7 miliar pembelian mobil mewah untuk dipakai Ketua DPRD Medan dan tiga wakil ketua DPRD Kota Medan.
“Kita sedang pulbaket soal proyek -proyek dan pengadaan tersebut di DPRD Kota Medan. Ya siap-siap saja akan laporan kita, wait and see,” kata Ketua LSM Gebrak Max Donald, menambahkan, pihaknya berharap rekan wartawan mau ikut mengawal.
Atas informasi yang diperoleh dan hasil penelusuran wartawan, kepada Sekwan (Sekretaris Dewan), DPRD Kota Medan M. Ali Sipahutar dan Ketua DPRD Kota Medan Wong Chun Sen sudah dicoba konfirmasi melalui panggilan dan chat WhatsApp, meski diketahui dibacanya, namun belum mau membalas.
Kepada Kabag Persidangan DPRD Kota Medan, Andreas, juga dilayangkan konfirmasi, tetapi belakangan memblokir nomor wartawan. (TP/bersambung)
1 thought on “Rico Waas Didesak Copot Ali Sipahutar dan Kroninya (3)”