tobapos.co – Sudah kesekian kalinya sejumlah media mengangkat soal keberadaan kartel besar narkoba di Jermal 15 sekitarnya/tanah garapan, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deli Serdang, Sumut.
Tetapi, mengapa sampai kini lokasi tersebut ada dan bisa beroperasi tetap secara terang – terangan? Senin (26/12/2022).
Wartawan berkat laporan informasi dari masyarakat, coba kembali mengupas lebih dalam, mengapa penindakan dengan menangkapi para pelaku hingga bigbosnya terkesan tidak seperti perang yang digembar gemborkan kepada publik.
Mirisnya, kurang apalagi akuratnya informasi yang dibeberkan wartawan dituangkan pada medianya, hingga sampai beberapa pria mengaku dari intel bolak-balik mendatangi rumah wartawan yang mereka yakini menulis berita soal narkoba Jermal 15 ini. Jangan sampai ada intimidasi terhadap kekebasan Pers yang berjalan sesuai kode etik dan aturan yang ada.
Baca juga…
Kembali ke sumber terpecaya yang tak surut semangatnya, menuturkan, kalau perkampungan yang seperti dibiarkan bebas penjualan hingga tempat pemakaian narkoba skala besar di Jermal 15 masih sangat sulit untuk ditutup selamanya.
Pasalnya, ada orang-orang kuat di balik layar yang diduga kongkalikong sampai ke pusat? Dan itu pula makanya pasokan sabu-sabu tak mau putus masuk ke lokasi dimaksud.
Sampai berita ini diterbitkan lagi, pengelola perkampungan narkoba Jermal 15 masih terus merasa kebal hukum.
Para penjual/bandar sabu-sabu kaki tangan sang bigbos semuanya dikoordinir rapi. Mereka bekerja untuk kartel SM dan BM ternyata rata-rata bukan warga setempat, melainkan yang sengaja didatangkan.
Sedikitnya ada 30 sampai 50 orang bede eceran, dimana mereka mendapatkan berbungkus-bungkus sabu setiap harinya sebagai jatah dengan target harus habis dijual.
Lalu uang hasil penjualan disetor kepada pekerja di bawah bigbos yang memang ditugaskan mengutip, sekaligus dihitung berapa total uang yang akan jadi penghasilan si bandar.
“Rata – rata bukan warga sini, mereka (bandar) didatangkan sama pengelola untuk berjualan dengan izin pihak penguasa lokasi,” tambah sumber.
Masih dijelaskan sumber, “Jadi jelas disini kalau perkampungan narkoba Jermal 15 ada yang mengendalikan dan dengan menajemen yang terorganisir, kalau ketahuan bermain si bandar bisa parah juga akibatnya dibantai tukang pukul bigbos,”
Diketahaui, aktivitas peredaran gelap narkoba tersebut bisa bertahan lama, sampai bertahun-tahun. Meski terdengar digrebek, tampaknya itu diduga hanya permainan belaka? Sebab, sering bocor dan tak lama para bandar akan berjualan kembali.
Anehnya, mengapa bos besarnya SM dan BM bisa terus menghirup udara bebas, leluasa menjalankan bisnis musuh terbesar negara dan seluruh elemen masyarakat itu, apakah segitu banyaknya personil aparat berwenang bisa dikadali dua inisial tersebut atau memang setorannya kencang?
Mengingatkan lagi, masih menurut sumber terpercaya dengan hitungan sederhananya, omset bigbos narkoba Jermal 15 diperkirakan bisa mencapai 9 miliar rupiah perbulannya. Sedangkan pada hari-hari libur seperti saat ini jelang akhir tahun, bisa sampai 5 kali lipat.
Konfirmasi
Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak juga bawahannya Dirnarkoba Kombes Pol Cornelius Wisnu P Adji dicoba lakukan konfirmasi, namun jawaban belum didapat, dan akan terus diulangi kembali.
Sedangkan Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda mengatakan, “Terimakasih informasinya, segera akan kita tindak,” sembari meminta agar masyarakat menunggu.
Lalu, mengaku Kanit 1 Sat Narkoba Polrestabes Medan AKP Wisnu kembali menjelaskan mewakili Kapolrestabes Medan, “Sejauh ini kami kan sudah melakukan upaya –upaya seperti GKN, Bapak tinggal dimana? Jauh kali soalnya antara (tempat wartawan-red) dengan Jermal 15. Kemarin baru kami GKN lagi, hampir tiap bulan seringkali kami GKN disana.”
Kembali dibacakan AKP Wisnu bunyi pertanyaan konfirmasi yang dikirim wartawan ke Kapolrestabes Medan, ‘Soal masih buka dan maraknya peredaran narkoba di Jermal 15 Kecamatan Percut Seituan, apa langkah Polrestabes Medan untuk pemberatasan terhadap peredaran narkoba disana Jermal 15?’
Dijawab AKP Wisnu, “Sudah melakukan GKN-GKN disana, sudah ada juga yang kami tangkapin, udah sering kali lah. Cuma kalau masalah disana bermunculan terus, itu sudah masalah sosial, itu tidak tanggung jawab Polisi saja, tapi tanggung jawab desa, tanggung jawab camat, tanggung jawab kabupaten, masyarakat disana memang harus ada edukasinya juga, sampai saat ini edukasinya itu yang belum berjalan.”
Lanjutnya, “Kalau misalnya tindakan, Polisi sebatas menangkap gitu. Itulah makanya dimana yang maraknya itu Pak, kemarin kami GKN disana, itu kosong, baru kemarin, kalau ada informasi yang lebih akurat boleh lah kami minta lagi, titik pastinya, jadi kita bisa kerjasama juga, bahkan bulan lalu Polsek Percut tiap minggu GKN disana,” tutup Wisnu. (TIM/foto-ilustrasi)