tobapos.co – Peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) setiap tahunnya serentak dilaksanakan di Indonesia, Presiden Jokowi pun selalu memimpin upacara, kemudian Kepala BNN RI sebagai pemilik momentum layaknya ‘Panglima Perang’ memaparkan kondisi lapangan, strategi pemberantasan hingga pencegahan.
Kembali menyegarkan ingatan masyarakat, HANI tahun lalu yang masih hitungan bulan berlalu, Presiden Jokowi ada menegaskan 4 perintahnya, dan yang paling pertama – tutup semua celah yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.
Tak ketinggalan Kepala BNN RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose dengan tag line yang selalu berapi-api digelorakannya ‘War On Drugs Speed Up Never Let Up’ memaparkan ada 3 program yang dicanangkan, pertama -strategi penguatan desa bersinar (bersih narkoba); kedua -kota tanggap narkoba, dan ketiga -strategi program intervensi berbasis masyarakat dan strategi pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi.
Dari semua yang didengar masyarakat tersebut, tentunya bisa optimis persoalan narkoba dengan status darurat yang disandang Indonesia perlahan bisa berubah.
Apalagi di Sumatera Utara sebagai propinsi yang paling tertinggi angka pecandu narkobanya (dari seluruh Indonesia). Lebih parah di Kota Medan, sudah jelas-jelas diinformasikan keberadaan sarang besar peredaran narkoba, namun malah seperti dibiarkan. Selaraskah dengan apa yang diperintahkan Presiden Jokowi tadi dan yang digaungkan Kepala BNN RI dengan fakta di lapangan ?
Baca juga..
Itu hanya sebagian contoh kecil dari sekitar 30-an basis besar peredaran narkoba staus merah membara (Medan-Deli Serdang), dan yang dimaksud saat ini sarang peredaran besar dikelola kartel dengan nama “Pantai” (ada 6 gang bahkan lebih), di Jalan Kelambir Lima, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumut.
Sejak dari sekitar 2 sampai 3 bulan lalu dikonfirmasikan sekaligus bentuk informasi kepada beberapa pimpinan pihak berwenang. Ironinya, lokasi sarang narkoba terbesar di ibukota Sumatera Utara itu tetap berjalan lacar peredaraan sabu-sabunya sampai detik ini, begitu juga para pengguna pecandu berdatangan kesana tetap marak, sebab dikoordinir pula rumah-rumah atau pun gelanggang lebar untuk mengkonsumsi. Selasa (10/1/2023).
Kepada Kapolrestabes Medan Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda, Dir Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Cornelius Wisnu P Adji, Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, selain diinformasikan bentuk konfirmasi bahkan dikirimi lagi setiap link berita yang telah diterbitkan.
Lanjut hal yang sama kepada BNNP Sumut melalui Brigjen Pol Toga Panjaitan, Kepala BNN RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose dan tak lupa sejumlah anggota Komisi 3 DPR RI, Komisi A DPRD Sumut, juga DPRD Kota Medan supaya bersuara, ironinya terkesan bungkam berjamaah.
Memang terdengar perkampungan narkoba Gang Pantai sekitarnya jarang-jarang digrebek petugas, dan meski digrebek, dalam hitungan jam para bandar telah kembali menjajakan sabu-sabunya, seperti main sinetron? Gang Pantai saat ini merupakan salah satu perkampungan narkoba tersohor di Kota Medan yang menggantikan Kampung Kubur dulu, yang sempat berjaya menghancurkan banyak generasi bangsa. (TIM/foto ilustrasi)
1 thought on “‘War On Drugs’ Kepala BNN RI dan Kartel Pengelola Narkoba Pantai- Kota Medan yang Tetap ‘Happy’, Generasi Diambang Kehancuran (8)”