Usir Covid-19, Wanita India Sembah Dewi Corona

Hiburan

tobapos.co — Ketika dunia bergulat menghadapi pandemi Covid-19, perempuan dari desa Benggala Barat memutuskan untuk melawan dengan cara mereka sendiri.

Di Nichupara Basti, kota Asansol, para wanita ini berkumpul untuk menenangkan Corona Mai, atau dewi Corona.

Hal ini dilakukan para wanita di Benggala barat karena menurut mereka, virus corona merupakan ciptaan dari Shintala Devi. Dalam beberapa budaya, dia dianggap sebagai dewi pelepas. Mereka juga berdoa padanya agar sembuh dari berbagai penyakit seperti cacar dan campak.

“Kami telah memutuskan untuk menyembah Corona devi setiap Senin dan Jumat sampai dia merasa puas,” kata Sabita Prasad, 56 tahun, sambil menyalakan dupa.

Bagi wanita Nichupara Basti, dewi Corona tidak berbentuk. Dia bisa menjadi angin yang mengguncang rumah beratap genteng mereka di malam hari, matahari, air di kolam di dekatnya.

Baca Juga :   Bengkel Pembuatan Gondola di Venesia Terancam Gulung Tikar

Mereka berdoa di depan dewi Corona dan mengatur pooja kecil di tepi kolam chinnamasta di sana. Para wanita dari berbagai usia mulai berkumpul jam 08.00-09.00 waktu setempat untuk berdoa.

Pada bulan Juni lalu, mereka meminta wanita-wanita di desa tersebut bergabung untuk berdoa kepada dewi Corona.

Mengutip The Hindu, mereka duduk di rumput dan meletakkan sederet bunga di depan mereka. Dupa dinyalakan, dan buah-buahan, sayuran, ghee, dan gula merah dipersembahkan kepada sang dewi.

“Kami berharap dewi Corona memastikan bahwa virus corona meninggalkan kita selamanya,” kata Nita Das, salah satu wanita yang mengikuti acara tersebut.

Mereka mengukir tanah dan meletakkan semua persembahan di dalam lalu menutupnya. Mereka melantunkan doa saat melakukannya – suasananya berat dengan bau dupa dan bunga; mata mereka terpejam dalam konsentrasi penuh doa, dan mantra-mantra memecah udara.

Baca Juga :   Cara Memotivasi Anak Agar Tetap Semangat Belajar di Rumah

“Persembahan dan nyanyian kami akan membuat kami terbebas dari virus,” tambah Nita.

Namun Nilanjan Mukherjee, wanita yang berasal dari dekat Rabindranagar tak setuju dengan hal ini. Pasalnya, dia tak setuju dengan hal itu karena pelanggaran jarak fisik.

“Kalau terus begini, kita akan segera tertular penyakit itu alih-alih sembuh,” ujarnya.
(sumbercnn) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *