tobapos.co – Masyarakat dari dua kecamatan, Buntu Pane dan Setia Janji mengamuk saat melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor PTPN IV Regional I Asahan, Selasa (4/6/2024).
Aksi tersebut dikarenakan hewan ternak peliharaan milik warga diduga sengaja diracun oleh oknum di areal perkebunan sawit milik PTPN IV tersebut.
Aksi berlangsung ricuh setelah masyarakat meminta general manager untuk memberikan klarifikasi, namun tidak dijumpai oleh general manager PTPN IV.
Ungkap salah seorang warga, Rakino mengaku, enam ekor sapinya mati diracun oleh oknum di perkebunan sawit milik PTPN IV.
Katanya, racun yang ditebar diduga sengaja untuk membunuh sapi milik warga.
“Milik saya ada enam ekor, mereka meracunnya dengan menggunakan sabun yang diisi dengan air tuba yang biasa dilakukan untuk meracun ikan,” kata Rakino.
Katanya lagi, selama ini sapi-sapi milik warga sengaja dilepas untuk mencari makan, namun tetap dalam pengawasan warga.
“Ternak kami biasanya dilepas makan rumput disana, tapi tetap dijaga agar tidak makan tumbuhan sawit. Tapi dia meracun tanpa ada sepengetahuan orang, tiba-tiba sapi kami mati karena keracunan. Jadi setelah kami lihat, ternyata racunnya diletakan di dalam sabun, berapa kali kami lihat begitu,” katanya.
Sambungnya, ia merasa dirugikan akibat kejadian ini. Sebab, harga sapi yang lagi tinggi, malah enam ekor sapinya didapati sudah mati akibat diracun.
“Seharusnya, ini menjadi momen kami panen menjelang Idul Adha. Inilah harga sedang naik, dan kami dengan mudah menjual sapi kami, tapi kini kami hanya meratapi saja,” katanya.
Dari beternak sapi, dirinya dapat menutupi biaya makan, sekolah, hingga anaknya kini bekerja.
“Berkuranglah ini keuntungan kami. Enam ekor sapi saya sudah mati kena racun,” ujarnya.
Ia mengaku tidak berharap ganti rugi dari pihak PTPN, hanya saja agar pihak perusahaan tidak lagi meracuni sapi agar masyarakat tidak merugi.
Karyawan pelaksana bidang umum PTPN IV Regional I Asahan, Sialoho mengaku sudah ada mediasi antara perusahaan dan masyarakat.
“Demo pertama sudah dimediasi, namun permintaan masyarakat belum dapat terpenuhi karena GM ada kepentingan lain. Untuk keputusan, kami tidak bisa memutuskan, kami tetap ikut pada pimpinan,” katanya.
Kericuhan itu tampak aksi saling dorong. Tak hanya itu, masyarakat menerobos blokade polisi untuk mencoba masuk ke kantor PTPN IV, namun aksinya berhasil dihalangi oleh petugas satpam PTPN IV.
Masyarakat mengancam akan memblokade jalan masuk ke pabrik pengolahan sawit milik PTPN. (ridho)