tobapos.co – Akibat terus beroperasinya pukat trawl, Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapoldasu) didemo nelayan tradisional dan mahasiswa, Senin (26/4/2021).
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pemerhati Nelayan Tradisional (Alam Peta) melalui koordinator lapangan Iskandar menyampaikan, pukat trawl sangatlah merugikan kaum nelayan. Selain terus memiskinkan masyarakat nelayan, kehadiran pukat trawl merusak biota laut.
“Pak Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra S yang terhormat harus tanggap dan segera membantu nelayan tradisional. Masyarakat nelayan khususnya di Belawan berpuluh-puluh tahun miskin akibat beroperasinya pukat trawl,” teriak Iskandar Mubin Dongoran Koordinator Aksi Mahasiswa tersebut.
Kegiatan pukat trawl hingga kini masih terus beroperasi sehingga mata pencaharian nelayan tradisional terus berkurang, bahkan telah tiada sama sekali. Namun aparat penegak hukum seakan tutup mata.
“Kita mencurigai semua ini. Apa rakyat Indonesia khususnya nelayan tradisional di Belawan harus melarat selamanya,” kata Iskandar sembari mengepalkan tangannya ke atas.
Aksi yang dilakukan Alam Peta dan nelayan, dengan membawa spanduk kartun bertuliskan ‘Pak Kapolda Tangkap Pukat Trawl dan Para Pemainnya’, ‘Kembalikan Hak Nelayan’.
Terpisah, yang ikut aksi, nelayan tradisional, Simon (56) mengatakan, mereka nelayan Belawan sampai saat ini terus tertindas akibat keberadaan pukat trawl.
“Kami nelayan meminta kepada Bapak Kapolda Sumut agar menangkap dan memenjarakan pengusaha pukat yang seakan kebal hukum. Kami mempunyai data yang jelas terkait pukat trawl dan siapa pemainnya ,” tegas Simon saat di depan Mapoldasu.
Akhirnya orasi nelayan tradisional diterima langsung oleh Wadir Intelkam Poldasu AKBP Jonson Marudut Hasibuan.
Saat itu Wadir Intelkam berjanji kepada nelayan tradisonal dan mahasiswa akan menindaklanjuti persoalan pukat trawl tersebut.(TT)