tobapos.co – Hingga saat ini pemerintah belum ada menyalurkan bantuan ternak babi (bibit babi) ke masyarakat pasca penyakit ASF (African Seine Fever) yang mengakibatkan matinya ternak babi di Sumatera Utara .
Tetapi ketika masyarakat akan kembali berusaha untuk mengembangkan peternakan babi, maka pemerintah siap untuk membantunya.
“Mari kita sepakati dulu bahwa kita akan melakukan pengembangan peternakan babi dengan suasana baru. Kemudian pemerintah akan memikirkan apa bentuk bantuan bagi peternak babi, namun kalau untuk memberikan bantuan bibit babi belum ada,” kata Kepala Balai Veteriner Medan Drh H Agustia M.P, pada kegiatan penyuluhan pengembangan peternakan babi masyarakat pasca penyakit ASF di Aula GPdI Desa Purwodadi Kecamatan Sunggal DS, Sabtu (3/4/2021).
Tentunya dengan adanya wabah penyaki ASF yang menyerang babi ini, pemerintah tidak tinggal diam ada program-program yang akan diluncurkan. Pemerintah telah menyediakan anggaran sebesar Rp17 triliun lebih untuk membantu masyarakat mengembangkan peternakan termasuk pengembangan ternak babi di Indonesia.
Menurutnya, anggaran yang disediakan pemerintah tersebut berbentuk KUR (Kredit Usaha Rakyat) melalui perbankan. Dan penyaluran KUR tersebut sudah berlangsung sejak tahun 2019 .
Masih ada sisa Rp.15,3 triliun lagi yang akan disalurkan kepada masyarakat . Masyarakat atau kelompok peternak bisa mengajukan bantuan ini dan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
” Saya siap membantu masyarakat untuk mendapatkan bantuan KUR ini . Saya juga siap memfasilitasi masyarakat dengan pihak perbankan,” pungkasnya.
Di akhir kegiatan itu, Drh Agustia MP mengatakan sampai saat ini vaksin untuk melawan virus African Swine Fever belum ada. Dan penyakit ini menyerang babi hingga menyebabkan kematian hingga 100 persen . Virus ini tidak berbahaya pada manusia. (Hat)