Perhatikan 5 Adat Istiadat ini Saat Berkunjung ke Tanah Batak

Budaya

tobapos.co – Kehidupan sosial menjadi unsur yang tidak lekang dalam kehidupan keseharian masyarakat Batak. Itulah mengapa tidak seperti banyak budaya leluhur yang hilang ditelan jaman, berkat kekeluargaan dan penghormatan yang kuat terhadap budayanya, adat istiadat Batak terus bertahan hingga saat ini. Berikut ini adalah beberapa budaya atau adat istiadat yang perlu kamu tahu saat berkunjung ke tanah Batak.

  1. Menikahi sepupu atau pariban merupakan hal yang wajar di Batak

Masyarakat Batak umumnya berasal dari pulau Sumatera bagian utara. Banyak suku Batak yang mendiami daerah ini, seperti Dataran Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli, Serdang, Simalungun, Toba, Mandailing, dan Tapanuli Tengah. Suku Batak memegang filosofi hidup yang mencerminkan kepribadian dari suku Batak.

Terdapat ungkapan dalam adat istiadat Batak: pariban (sepupu) adalah rokkap (jodoh). Namun jangan salah kaprah dulu. Tidak sembarang sepupu bisa dinikahi. Dalam budaya Batak, jika kamu perempuan, maka kamu bisa menikahi anak laki-laki dari adik perempuan ayahmu. Sebaliknya, jika kamu laki-laki, maka kamu bisa menikahi anak perempuan dari adik laki-laki ibumu.

  1. Adat Mangulosi dalam budaya pernikahan Batak
Baca Juga :   Pariaman Gelar Seni Minang 'Sabtu Sunset' di Tepi Pantai

Mangulosi berasal dari kata ulos. Ulos merupakan jenis kain yang menjadi busana khas masyarakat Batak. Ulos memiliki makna harfiah yang artinya kain. Cara membuat ulos kurang lebih sama dengan cara pembuatan kain songket khas Palembang, yakni tidak menggunakan mesin melainkan menggunakan alat tenun tradisional.

Mangulosi merupakan adat memberikan kain ulos kepada orang lain sebagai persembahan. Biasanya tradisi satu ini dilakukan pada saat acara pernikahan. Namun tidak sembarang orang yang bisa melaksanakan adat mangulosi ini. Hanya orang-orang yang dituakan oleh sukunya yang diperbolehkan untuk melakukan ini.

  1. Masyarakat Batak senang melakukan Martarombo

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, budaya kekeluargaan sangatlah erat dalam adat istiadat dan keseharian masyarakat Batak. Dalam hal ini, masyarakat Batak sendiri memiliki adat yang disebut martarombo, yakni sebuah tradisi bercengkrama satu sama lain guna mencari hubungan saudara satu sama lain.

Baca Juga :   Endang Budi Karya Puji Kerajinan Batak, Keindahan Ulos Layak Mendunia

Biasanya dalam sebuah martarombo, tetua keluarga akan menanyakan silsilah dari keluarga lainnya guna mencari kekerabatan dalam marga mereka guna mengeratkan tali persaudaraan.

  1. Adat Tuhor dalam pernikahan

Tuhor memiliki makna ‘uang’ yang digunakan untuk membeli perempuan yang akan dilamar oleh pihak laki-laki. Uang tuhor ini biasanya akan digunakan nantinya untuk membiayai pesta pernikahan beserta segala kebutuhan adat pernikahan seperti kebaya, dan sebagainya.

Besar dari biaya tuhor ini biasanya semakin tinggi bila pendidikan si perempuan juga tinggi atau pekerjaannya penting. Masyarakat Batak yang masih memegang adat leluhur dengan kuat biasanya masih melakukan budaya ini, namun bagi masyarakat Batak yang moderat atau sudah lebih modern biasanya mulai mengesampingkan budaya satu ini.

  1. Budaya Mandok Hata menjelang pergantian tahun
Baca Juga :   Diawali Betawi Merdeka, Gea: Pemuda Betawi Harus Kompak Sikapi Isu Jakarta

Mandok hata artinya adalah bercakap-cakap atau bercengkrama menjelang pergantian tahun. Kebiasaan ini biasanya dilakukan saat berkumpulnya keluarga besar. Biasanya tema obrolan mencakup refleksi tahun-tahun sebelumnya serta rencana di tahun-tahun berikutnya, dan dilanjutkan dengan saling meminta maaf. Kurang lebih sama dengan budaya sungkeman di Islam saat Idul Fitri.

Nah, itulah lima adat istiadat yang wajib diperhatikan saat berkunjung ke Tanah Batak. Sejatinya masih banyak keunikan serta hal-hal menarik dari kebudayaan suku Batak yang dapat kamu pelajari lebih lanjut saat berkunjung ke tanah Batak langsung. (REP/bukareview)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *