tobapos.co – Tim SAR menghentikan pencarian korban banjir di Medan, Sumatera Utara, yang hilang. Meski begitu, keluarga masih menyimpan asa korban dapat ditemukan. (Foto int : Banjir di Medan sebelumnya)
Korban yang hilang itu bernama Herman Asmen (48). Ia dilaporkan hilang usai banjir menerjang Tanjung Selamat, Medan, tempo hari. Tim SAR pun diterjunkan untuk mencari keberadaan Herman.
Tim SAR kemudian menyetop pencarian karena korban tak ditemukan setelah 7 hari. Istri Herman berharap pencarian terhadap suaminya itu bisa diteruskan.
“Ya kalau dari keluarga sih kita berharapnya diteruskan. Tapi apapun keputusan yang diberikan oleh mereka (petugas) kita ikut aja. Karena mereka bilang jika ada petunjuk baru mereka bersedia membantu,” kata istri Herman, Evawaty, di Medan, Jumat (11/12/2020).
Eva mengatakan jaket korban sempat ditemukan, tapi tubuhnya belum. Dia mengaku ikhlas jika suaminya tidak ditemukan.
“Belum ada. Warga hari ini, tadi mencari dari pukul 09.00 WIB. Harapannya ya bertemu. Kalau pun tidak kita sudah ikhlas,” sebut Eva.
Sebelumnya, banjir terjadi di Tanjung Selamat, Medan, Jumat (4/12). Ada enam orang yang tewas akibat peristiwa ini dan ratusan warga terpaksa mengungsi. Selain itu, ada satu orang yang dinyatakan hilang, yakni Herman.
Pascabanjir di wilayah Tanjung Selamat, lumpur bekas banjir masih terlihat di jalan dan rumah warga.
Pantauan , Jumat (11/12/2020), sebagian rumah warga terlihat rusak parah. Dinding-dinding beton rumah tersebut pun ada yang runtuh. Masih banyak juga lumpur-lumpur di dalam rumah.
Sementara itu, jalanan kawasan setempat tampak becek dan berlumpur. Para petugas masih terlihat melakukan pembersihan, mulai dari rumah, jalan, hingga berbagai tempat fasilitas warga setempat.
Kepala Desa Tanjung Selamat Nuraidi mengatakan sejauh ini petugas gabungan bersama para relawan masih membantu membersihkan lokasi. Warga yang terdampak banjir pun belum diketahui kapan bakal kembali ke rumahnya.
“Kita kalau di pemerintah itu, menurut informasi yang saya dengar itu pertama 7 hari, kalau kondisinya tidak memungkinkan ditambah 14 hari. Ini kan sudah 8 hari, itu kan petugas tetap membantu membersihkan lokasi. Tapi karena lumpur kelewat tinggi, mungkin agak kesulitan dan telah dibantu alat oleh pemerintah juga,” ujar Nuraidi.
“Kita pun tidak tahu sampai kapan mereka dibalikkan,” tambah Nuraidi.(REP/dtc)