tobapos.co – Direktur Pelayanan PD PAM Jaya Syahrul Hasan mengatakan saat ini pihaknya tengah menyiapkan roadmap untuk pengelolaan air bersih di Jakarta setelah kerjasama PAM Jaya dengan PT Aetra Air Jakarta (Aetra) dan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja).selesai pada bulan Januari 2023.
Pasalnya, setelah kerjasama tersebut selesai, PAM Jaya akan menangani sendiri pengelolaan air bersih di Jakarta.
“Saat ini karena pelayanan air bersih masih dikelola oleh mitra swasta PAM Jaya, yaitu Palyja dan Aetra, kita sifatnya masih supervisi atas kinerja mereka. Tapi saat ini kita juga sedang membuat roadmap untuk nanti ketika kerjasama selesai, dan pengelolaan air bersih kembali ke PAM Jaya,” kata Syahrul kepada wartawan di Jakarta, Rabu (05/05/2021).
Ia menjelaskan, dari sisi bisnis, roadmap yang disiapkan adalah skema pengelolaan oleh PAM Jaya.
Meski demikian, diakui Syahrul yang baru beberapa hari dipercaya jadi Direktur Pelayanan, saat ini PAM Jaya juga masih mencari formula yang pas ketika nanti kerjasama dengan Palyja dan Aetra selesai. Agar pengelolaan air bersih dapat langsung di-switching ke PAM Jaya.
“Kita juga sedang melakukan treatment-treatment internal, seperti persiapan SDM, restrukturisasi organisasi, dan update kemampuan SDM,” imbuh Syahrul.
Diakui Syahrul yang sebelumnya menjabat Komisaris PAM Jaya tersebut, hingga saat ini warga Jakarta yang sudah terlayani oleh Palyja dan Aetra baru mencapai 64%. Sementara dalam RPJMD ditargetkan mencapai 82% pada tahun 2023. Dan 100% pada 2030.
Karena itu, kata dia, PAM Jaya juga sedang melakukan coaching kepada Palyja dan Aetra agar dapat memenuhi target.
Seperti diketahui, sejak 1998 Pemprov DKI Jakarta melakukan swastanisasi pengelolaan air bersih di Jakarta dengan menggandeng dua perusahaan swasta untuk mengelola air bersih di wilayah timur dan barat Jakarta.
Saat ini pengelolaan air bersih di wilayah timur Jakarta ditangani Aetra, sementara di wilayah barat oleh Palyja.
Sejak swastanisasi dilakukan, pelayanan yang diberikan Aetra dan Palyja kerap dikeluhkan warga. Karena kadangkala air tidak mengalir atau berbau. Dan jumlah rumah tangga yang terlayani pun masih jauh dari harapan.
Syahrul menegaskan, sebagai entitas bisnis sekaligus BUMD, PAM Jaya siap dan mampu mengelola sendiri air bersih warga Jakarta.
“Waktu kita untuk melakukan persiapan sebelum kerjasama dengan Palyja dan Aetra benar-benar berakhir memang cukup singkat, yaitu hanya sekitar 20 bulan. Tetapi kita pastikan ketika nanti terjadi peralihan pengelolaan karena kerjasama dengan Aetra dan Palyja telah selesai, kita sudah siap. Karena saat itu treatment internal serta roadmap juga sudah selesai, dan dapat diaplikasikan,” tutup Syahrul. (TP 2)