tobapos.co – Pria bernama Selamet Juliadi (47), warga Jalan Sriwijaya, Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar Utara menderita penyakit yang sangat membutuhkan pertolongan bantuan.
Selamet disebut menderita infeksi kulit yang saat ini terlihat jelas di bagian tangannya. Kondisi perekonomian keluarganya pun tergolong sulit.
Menurut penuturan Mulyani (40), istri Selamet, penyakit infeksi kulit yang diderita suamiya itu berawal dari gangguan saraf sejak setahun yang lalu (2019), setelah terjatuh dari atas loteng rumah saat manjat.
“Tadinya sudah mau setahun lah itu, pernah terjatuh dari loteng rumah orang. Jadi terganggulah sarafnya, tak pernah kami obati. Baru seminggu ini, timbul sakit kulitnya, kayak melepuh kena bakar, tangan juga membengkak. Kami pun warga susah pak,” keluhnya saat ditemui di salah satu rumah sakit. Minggu(16/08/2020).
Dituturkan Mulyani lagi, dirinya membawa sang suami berobat menggunakan uang pinjaman dari orang-orang dan belas kasih dari majikannya akibat kartu BPJS miliknya sudah tiga tahun tak terbayar, sehingga tidak bisa dipakai lagi untuk melakukan perobatan.
“Saya sudah bingung, BPJS tiga tahun belum dibayar, kek manalah pak. Suami kerjanya tukang jahit di rumah, selama covid pengasilan kadang nggk ada. Saya pun kerjanya sebagai pembantu rumah tangga, jadi ini saya pinjam uang untuk bawa suami kesini,” jelas Mulyani.
Sebelum dibawa ke rumah sakit itu, Selamet Juliadi sempat dibawa berobat ke tempat lain namun hasilnya belum terlihat membaik. Tangan kanan Selamet tetap membengkak diduga karena penyumbatan darah dan infeksi kulit. Setelah beberapa hari berlalu, sakitnya tak kunjung sembuh.
“Sudah disuntik beberapa kali, tapi belum ada reaksi. Sedangkan suami saya terus mengerang kesakitan dan merasa panas di tubuhnya. Saya tak tahan, karena itulah pak, saya beranikan diri untuk membawa nya ke Rs Tentara. Tapi hasilnya, dokter bilang besok,” keluh Mulyani yang sudah telah dikaruniai dua anak itu.
Lanjutnya, “Ini saya pasrah saja dan terima hasilnya. Kalaupun disini tidak sembuh juga, saya akan membawanya kemana saja berharap bisa sembuh,” tambahnya.
Melihat kondisi yang diderita semakin parah, Mulyani mengaku berat badan sang suami turun drastis. Dari 70 Kg, saat ini menjadi 40 Kg. Bahkan, mata terlihat semakin menonjol keluar dan bagian wajah ikut susut.
“Turunya drastis pak, langsung 30 kilo susutnya. Anak saya ada dua, sudah putus sekolah tersandung biaya pak,” imbuhnya lagi.
Saat ini, Mulyani hanya bisa berharap kepada pihak pemerintah mauoun dermawan agar sudi kiranya dapat membantu mengaktifkan surat BPJS miliknya yang mati, supaya bisa dipergunakan lagi untuk perobatan.
” Tolong pak pejabat, pak DPRD, siapa saja yang mau membantu kami ini warga yang susah. Kami mohon pak,” ucapnya sedih.
Ia juga mengaku selama masa covid-19 ini belum ada terima bantuan seperti PKH dan bantuan sosial lainnya dari pemerintah setempat. (GL)