tobapos.co – Wartawan memiliki tugas dan fungsi yang tentunya sangat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, salah satunya mengawal kebijakan pemerintah. Seperti pada penerapan aturan penanggulangan penyebaran Covid-19, PPKM diperpanjang hingga 17 Mei 2021 dan salah satunya pemberlakuan di Propinsi Sumatera Utara, hal itu ditegaskan Presiden Joko Widodo saat rapat terbatas dengan sejumlah menteri dan kepala lembaga di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/5/2021), lalu.
Meneruskan keputusan pemerintah pusat, pemerintah daerah (Gubernur, Walikota, Bupati) pun mengambil kebijakan dengan membuat instruksi maupun surat edaran, apalagi memasuki hari besar keagamaan Hari Raya Idul Fitri banyak kegiatan masyarakat juga usaha pariwisata yang dibatasi karena khawatir dapat menjadi kluster penyebaran Covid-19.
Ketika mendapatkan informasi maupun hasil investigasi untuk bahan pemberitaan, wartawan juga dituntut melakukan konfirmasi supaya tetap berjalan sebagaimana diamanatkan UU Pers juga Kode Etik Jurnalistik.
Namun alangkah biadabnya perbuatan mereka yang melakukan penganiayaan bagi setiap wartawan yang sedang dalam melakukan pekerjaannya, kondisi tersebut tentunya sudah mengancam Kemerdekaan Pers di negara ini.
Dikeroyok Akibat Konfirmasi
Salah seorang wartawan kembali mengalami peristiwa yang sangat memilukan, dia dianiaya secara beramai-ramai hingga tubuhnya tak berdaya hanya karena hendak melakukan konfirmasi. Dimana, atas kebijakan pemerintah, di Kota Medan, Sumatera Utara, Pemberlakukan PPKM masih berlaku hingga 17 Mei 2021 mendatang, tetapi bisa beroperasi hiburan malam salah satu yang diketahuinya Diskotik Cube di Jalan Imam Bonjol, Kota Medan. Jumat (14/5/2021), hingga dini hari (foto).
Menurut penuturan korban, dirinya merupakan awak mediautama.news, saat tersebut hendak melakukan konfirmasi dengan menghubungi nomor whatsapp yang diketahuinya milik manajer Cube, yang dipanggil dengan nama Heru dan posisinya saat itu berada di areal Diskotik Cube.
Namun sekian lama menunggu, jawaban tidak didapat dan malah nomor kontaknya diblokir. Mengetahui itu, awak mediautama.news itupun memutuskan untuk pulang. Namun beberapa saat setelah diperjalanan pulang, dia mendapat pesan whatsapp dari nomor sang manajer.
“Nomor whatsaap ku yang pertama diblokirnya, jadi terakhir kali mau pulang ku WA lagi pakai nomor ku yang satu lagi, nomor yang kedua itulah yang dibalasnya,” terang korban. Sabtu (15/5/2021).
Masih kata korban, yang menjabat Redaktur Pelaksana pada mediautama.news, isi pesan whatsaapp yang diterimanya meminta agar kembali ke lokasi Cube untuk bertemu dengan Heru secara langsung.
Kemudian, tanpa menaruh curiga, awak mediautama.news pun kembali ke Cube. Dan benar saja, di depan Cube tepatnya sudut kanan lokasi tempat hiburan malam itu, yang diduga disengaja minim cahaya, sang manajer terlihat telah menunggu dirinya.
Setelah bertemu, terjadi percakapan antara keduanya, saat itu dengan nada tinggi sang manajer membentaknya. Mendengar bentakan tersebut, beberapa orang diduga pekerja di diskotik Cube pun berdatangan mendekati dan langsung menghujani wartawan itu dengan tunjangan pada kaki, pukulan pada perut, dada dan wajah. Jumlah para pelaku yang terlibat diperkirakan 7 orang.
Puas para pelaku menganiaya, Heru kemudian memerintahkan untuk berhenti dan menyuruh awak mediautama.news itu untuk pulang.
Masih dalam kondisi bingung dengan tubuh sangat kesakitan, tanpa berpikir panjang, korban bergegas hendak membuat laporan kepada pihak yang berwajib, namun karena merasa kondisi tubuhnya tak tahan, dia memutuskan pulang ke rumah.
Atas apa yang dialaminya, korban berencana pada hari ini, Sabtu (15/5/2021), membuat pengaduan kepada pihak berwajib agar mendapat keadilan, dan tentunya berharap agar tidak ada lagi wartawan yang menjadi korban kekekerasan pada saat melakukan tugas.
Terkait informasi yang didapat dari korban, dicoba dilakukan konfirmasi melalui nomor seluler 08216880#### kepada Heru yang disebutnya sebagai manajer di hiburan malam Cube, namun belum tersambung, dan akan tetap dilakukan.(TP)