tobapos.co -Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdik Sumut) akan memperjuangakan gaji guru honor, guru tidak tetap (GTT) yang saat ini Rp 90 ribu/ jam, serta memperjuangkan tunjangan penghasilan pegawai (TPP) para kepala sekolah dan guru PNS SMAN/SMKN di wilayah Pemprovsu.
Hal tersebut dikatakan Kepala Disdik Sumut Drs Asren Nasution MA usai kunjungan dan dialog Gubernur Sumut Edi Rahmayadi kepada para guru SMA/SMK di Gedung Auditorium Universitaa Simalungun (USI) pada Jumat petang (17/3/2023).
Menurut Asren salah satu atensi Gubsu adalah meningkatkan gaji guru honor yang Rp.90 ribu/jam, sesuai dengan kemampuan keuangan provinsi.
“Insya allah kita akan merancang untuk kenaikan tunjangan penghasilan pegawai (TPP) para guru dan kepala sekolah selama ini tidak mereka dapat.
Menurut Asren, untuk guru honor yang sudah terdaftar atau Guru Tidak Tetap (GTT) yang mengajar di SMAN/SMKN di Sumut berjumlah kurang lebih delapan ribuan, dan menurutnya ada juga guru honor yang tidak memenuhi persyaratan sebagai GTT. “Itulah yang digaji oleh yang namanya komite dan seterusnya,” cetusnya.
Disdik Sumut kata Asren akan memverifikasi kembali para guru honor GTT yang dianggap tidak komptensi di bidangnya.
“Bagi guru yang tidak cocok dengan keilmuannya maka tidak akan bisa menjadi GTT, contoh dia guru matematika tetapi besiknya adalah guru seni, ini nggak bisa lagi jadi GTT.
Tetapi kalau dia (GTT) yang tidak susuai bidangnya tersebut sudah mengajar bertahun-tahun, maka kita akan carikan tempat yang cocok untuk mendapatkan GTT,” jelasnya.
Menjawab pertanyaan wartawan tentang banyak guru honor bukan GTT, yang bergaji rendah di bawah UMP, Asren menyebut perlu upaya komite dalam menyelesaikan masalah tersebut.
“Perlu inovasi-inovasi komite sekolah dalam peningkatan penghasilan guru honor bukan GTT tersebut, inilah perlunya dana komite itu, karena kita belum optimal sesuai kemampuan keuangan daerah untuk.menambah guru (GTT),” pungkasnya.
Simpati Edy pada Guru
Atensi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyampaikan salam simpati terhadap sejumlah guru-guru SMA dan SMK di Universitas Simalungun (USI).
Simpati Gubsu Edy dibuktikan dengan pengakuan, kalau guru-guru ini sangat penting. Kenapa, sebab tak ada guru, bangsa ini tidak cerdas. Kata Edy, dirinya dididik oleh guru hingga jadi pejabat Negara.
“Saya jadi Gubernur karena dididik oleh guru. Saya terkenang, ketika guru mendidik dengan sangat menyayangi muridnya”.
Kenang saya, sewaktu guru menunjuk saya mengerjakan soal. Alangkah terkenangnya, saya diajari sampai bisa mengerjakan soal matematika yang diminta guru. Saat itu, guru itu marah, tapi bukan berarti membenci saya, cerita Edy.
Selanjutnya Edy memaparkan, guru itu ternyata membuktikan cinta sejatinya. Dia mendidik keras, tegas tapi tak kasar.
Guru itu, kata Edy adalah pahlawan tanpa jasa.
Menarik, Gubernur Edy mengajak guru dan murid SMA Siantar bertanding pelajaran matematika logaritma. Ternyata, ujar Edy dirinya sampai aaat ini tak lupa ilmu matematika.
Saya masih ingat ilmu logaritma, ujar Edy sambil menunjukkan kemampuannya pada satu soal matematika dan jawabannya,
A log ( ) x b log ( ) c = A log+ b log
A log ( ) : B log ( ) c = A log – B log
(MM)